Gara-gara Foto Hoax, Sopir Bogor Mogok Kerja

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 21 Maret 2017 | 12:49 WIB
Gara-gara Foto Hoax, Sopir Bogor Mogok Kerja
Anggota Polresta Bogor Kota membawa senjata untuk membubarkan massa pengemudi ojek 'online' di jalan KH. Sholeh Iskandar, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (20/3). [ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc/17]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puluhan sopir angkutan kota (angkot) dari sejumlah trayek di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, mogok kerja dan menggelar aksi damai di Balai Kota setempat untuk menuntut penyelesaian kisruh antara transportasi konvensional dan online, Selasa (21/3/2017).

Selain itu, mereka juga menuntut jaminan keamanan setelah beredar foto mobil angkot yang dibakar massa.

Massa sopir mendatangi Balai Kota menggunakan kendaraan roda dua, dan berorasi mendesak Wali Kota Bogor Bima Arya segera melakukan penataan dan pengaturan keberadaan transportasi berbasis online.

Baca Juga: Sosialisasi Peraturan Menteri Perhubungan

Kedatangan sopir dan pemilik angkot diterima Bima Arya Sugiarto, yang didampingi Kabag Ops Polresta Bogor Kota Komisaris Tri Suhartanto, Dandim 0606 Letnan Kolonel Infanteri Dodi Suhardiman, serta Kepala DLLAJ Rakhmawati.

Bima Arya menegaskan segera melakukan penataan dan membuat aturan tegas terkait keberadaan transportasi online.

"Akan disiapkan aturannya. Pengendara transportasi online akan diatur. Jika melanggar, izin usahanya akan dicabut," kata Bima.

Bima juga meminta sopir angkot kembali beroperasi melayani masyarakat yang terlantar karena aksi mogok.

Ia juga meminta sopir dan pemilik angkot tidak menyebarkan informasi maupun foto-foto yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Misalnya, foto pembakaran angkot dan foto wajah orang yang babak belur berlumuran darah.

Baca Juga: Polisi Kantongi Nama Otak Spanduk Tolak Jasad Pro Ahok

"Foto-foto itu sudah dikonfirmasi, ternyata hoax (bohong). Tidak benar ada pembakaran dan pengeroyokan. Silakan kalau dapat informasi lakukan konfirmasi, jangan sampai terprovokasi," kata Bima.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI