Suara.com - Aep Saefuddin (44) sebenarnya tidak tega anaknya, Abil Alifudin (13), jualan. Abil jualan makanan ringan dan tissue di sekitar kampus Universitas Indrapersada, Rancho, Jalan Nangka, nomor 58 C, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, demi membantu meringankan beban keluarga. Abil merupakan siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 09, Tanjung Barat, Jagakarsa, yang dua hari ini fotonya tengah jualan sampai terkantuk-kantuk viral di media sosial.
"Saya nggak teganya mas, Abil masih anak - anak masih perlu main sama temen - temennya itu. Saya sedih juga Abil sampai kerja keras mas," kata Aep kepada Suara.com di kediamannya, Jalan Gang Haji Toncit, RT 4, RW 6, Tanjung Barat, Senin (20/3/2017).
Aep kemudian menceritakan awal mula turun tangan membantu keluarga sepulang dari sekolah.
"Iya, kebetulan ayahnya Abil kena sakit. lihat kondisi ayahnya. Akhirnya Abil bantu jualin barang orang, di kampus Unindra itu mas," ujar Aep.
Aep mengatakan sebenarnya keluarga tidak pernah menyuruh Abil untuk ikut mencari uang. Abil sendiri yang berinisiatif karena tidak tega melihat kondisi perekonomian keluarga.
"Itu, Inisiatif Abil jualan tanpa sepengetahuan orang tua, tapi sempat saya larang kalau bisa nggak usah jualan lagi," ujar Aep.
Aep tidak bisa melarang karena anaknya sampai bilang ikhlas membantu.
"Abil malah bilang ke saya, Abil jualan ikhlas ridho yang penting Abil nggak maling. Abil nggak malu jualan," ujar Aep mengulang ucapan Abil.
Sebelum tinggal di Jakarta, Abil tinggal bersama nenek di Bandung, Jawa Barat.
"Abil pindah ke Jakarta, kelas dua. Sebelumnya juga Abil suka bantu neneknya di Bandung, bantu kehidupan keluarga juga di sana. Kerjanya bantu bersih - bersih sampah. Ada juga rapihin sendal - sendal di masjid saat orang orang pada salat. Yang penting Abil ada hasil uang," kata Aep.
Aep sangat bangga dengan anaknya. Abil merupakan anak yang jujur dan berbhakti.
"Abil bilang sama saya terus, kerja keras nggak apa - apa yang penting uang halal. Tapi saya nggak rela sebenarnya. Yang dilakuin Abil ngelihat keadaan keluarganya kaya gini, sama ayahnya lagi sakit mas," ujar Aep.
Abil merupakan anak yang memiliki kemauan yang keras. Dan dia tidak pernah malu berjualan, meskipun pernah diejek teman-temannya.
"Malu Abil kamu masih sekolah jualan. Tapi Abil nggak malu, biarin katanya 'Abil nggak malu', kalau bisa ayah juga jangan malu ya'," ujar Aep mengulang ucapan Abil.
Aep mengungkapkan kekhawatirannya jika Abil terus menerus jualan. Dia sangat khawatir anaknya kena razia Satpol PP.
"Ya saya takut Abil kena razia atau apa. Tapi dia bersih keras kalau Abil akan baik - baik saja katanya. Abil gitu yang penting ayah sehat aja. Selalu bilang kayak gitu ke saya mas," Aep menambahkan.
Biasanya, Abil jualan setelah pulang sekolah hingga malam hari. Karena sering pulang larut malam, kalau siang dia sering kecapean.
"Pulang sekolah Abil, pukul 13.00 WIB. Iya dia pernah kecapean tidur di tempat jualan. Abil juga kalau capek pernah sampai malam jualan nggak pulang. Sampai tidur di rumah temennya. Saya juga pernah sampai cari - cari Abil mas," ujar Aep sambil meneteskan air mata.
Kegiatan Abil lainnya kalau tidak jualan ialah bermain di warung internet. Dia bermain di warnet dengan uang hasil jerih payah sendiri.
"Dia suka ke warnet. Yang punya warnet baik. Abil suka sampai tertidur di situ. Karena kalau ada uang sisa Rp5 ribu dia mau hiburan main warnet. Tapi selalu Abil menyisihkan kasih uang jualan ke Ibunya," kata Aep.
"Saya juga bangga sama Abil, Alhamdulillah Abil nggak mau terima uang dari ibunya. Kalau dia punya uang," Aep menambahkan.