Jumlah Pengecor Protes Pabrik Semen Kendeng Terus Bertambah

Selasa, 21 Maret 2017 | 02:00 WIB
Jumlah Pengecor Protes Pabrik Semen Kendeng Terus Bertambah
Petani Kendeng cor kaki di depan Istana Merdeka, Jakarta [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dukungan protes para petani pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah terus meluas sampai ke kalangan kampus. Para mahasiswa bedemo untuk mendukung mereka.

Sudah 8 hari para petani Kendeng berdemo di Jakarta. Mereka mengecor kakinya tanda protes aktivitas pertambangan gunung kapur di Kendeng sebagai bahan baku semen.

Mereka bedemo di depan Istana Kepresidenan mengirimkan pesan ketidaktegasan Presiden Joko Widodo. Mereka merasa dibelenggu pabrik semen di Rembang.

Semakin banyak jumlah orang-orang yang menyemen kakinya. Dari 10, 20, 40, hingga hari ini telah lebih dari 50 orang yang menyemen kakinya. Jumlah ini bisa terus bertambah selama Presiden Jokowi tetap tidak mau menemui warga dan menutup pabrik semen di Rembang.

Baca Juga: Jatna Supriatna: Petaka Alam dari Semen Kendeng sampai Raja Ampat

“Dukungan akan terus mengalir kepada mereka yang tak lelah memperjuangkan hidup dan nasib anak cucu mereka,” kata pengacara publik LBH Jakarta yang mendampingi para petani, Matthew Lenggu dalam siaran persnya, Senin (20/3/2017).

Kata dia, hingga hari ini dukungan terhadap dulur-dulur petani Kendeng terus berdatangan, baik yang langsung datang ke Istana Negara, Gedung YLBHI, ataupun mereka yang melakukan aksi solidaritas di banyak daerah. Dukungan juga datang dari berbagai sektor, bukan hanya dari petani tapi juga datang dari buruh, mahasiswa, aktivis HAM, pecinta lingkungan, dan masih banyak lagi.

“Pernyataan Kepala Staf Presiden yang selalu mengulang angka Rp 5 triliun yang dihabiskan PT Semen hingga melupakan fakta pembangunan pabrik dilakukan dengan cara melanggar hukum dengan gamblang memperlihatkan keberpihakan Istana pada kekuatan modal. Seolah kepentingan pengusaha lebih tinggi dibanding kepatuhan terhadap hukum dan keselamatan warga pegunungan Kendeng.  Kesungguhan warga Kendeng mempertahankan ruang hidupnya dan mata pencahariannya sebagai petani patut didukung oleh berbagai pihak,” papar Matthew.

Sementara itu perwakilan Mahasiwa UIN Jakarta, Rausyan mengajak seluruh elemen perjuangan untuk terus mendukung perjuangan dulur-dulur petani kendeng.

“Mengajak seluruh elemen mahasiswa untuk terus bersolidaritas dengan melakukan aksi serupa di setiap kampusnya. Kami yakin perjuangan ini akan terus berlipat ganda selama perusakan lingkungan untuk kepentingan modal tetap berlangsung,” kata dia.

Baca Juga: Tolak Pabrik Semen, Ibu-ibu Petani Kendeng Datangi Rumah Megawati

“Perjuangan warga Kendeng yang menyemen kakinya dan akan terus bertahan di istana hingga Presiden jokowi menghentikan kesewenang-wenangan Gubenjur Jawa Tengah yang melakukan penyelundupan hukum dengan mengeluarkan ijin lingkungan bagi PT Semen Indonesia di Rembang harus terus kita dukung.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI