Bunuh Diri Live di Facebook Dikhawatirkan Ditiru

Senin, 20 Maret 2017 | 15:57 WIB
Bunuh Diri Live di Facebook Dikhawatirkan Ditiru
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media dihebohkan dengan berita seorang ayah bunuh diri dan disiarkan secara langsung di akun Facebook miliknya. Pahinggar Indrawan, lelaki berusia 50 tahun warga Jalan Kemenyan, No. 5, Ciganjur, Jakarta Selatan ini memilih mengakhiri hidup dengan cara gantung diri pada Jumat (17/32017) lalu.

Psikolog Klinis Dewasa dari Klinik Psikologi Pelangi, Irene Raflesia S. Psi., M. Psi. mengatakan kematian bukan lah hal yang dicari oleh pelaku bunuh diri, melainkan cara untuk mengakhiri penderitaan fisik maupun emosional.

"Dalam keadaan ini, bunuh diri dipandang sebagai satu-satunya jalan keluar ketika segala upaya yang dilakukan menemukan jalan buntu," ujar Irene kepada suara.com.

Terkait pilihan Pahinggar menyiarkan aksi bunuh dirinya secara langsung di media sosial, menurut Irene, hal ini adalah bagian dari naluri dasar manusia yaitu berinteraksi dengan orang lain secara nyata maupun virtual.

Baca Juga: Rumah Anies Didatangi FBR, Apa yang Mereka Sampaikan?

"Manusia tetap butuh merasa terhubung dan memiliki hubungan yang bermakna dengan orang lain. Terlepas dari apakah ia memiliki gangguan atau tidak, setiap orang tentu berharap dapat dipahami orang lain," lanjutnya.

Dari catatan Irene, 2017 ini sudah terjadi tiga kali kasus bunuh diri yang disiarkan langsung di medsos di Amerika Serikat. Anehnya, dalam setiap kasus yang terjadi, hampir selalu ditemukan ada orang lain yang mendukung aksi percobaan bunuh diri melalui kolom komentar yang tersedia.

"Meski bunuh diri bukanlah hal yang baru, menyiarkan tindakan bunuh diri secara langsung menimbulkan dampak yang buruk pada keluarga, remaja yang menonton, komunitas dan siapa pun yang memiliki pikiran untuk bunuh diri," lanjut Irene.

Dipaparkan Irene lagi, tindakan bunuh diri yang disiarkan secara langsung dapat membuat individu yang rentan melakukan bunuh diri akan mempertimbangkan untuk melakukan percobaan sendiri.

Irene sendiri mengutip pandangan Katherine Ramland, seorang profesor psikologi forensik dari DeSales University Pennylvania yang mengatakan bahwa orang yang menyaksikan tindakan bunuh diri cenderung tidak menolong karena percaya akan ada orang lain yang akan menolong.

Baca Juga: Dituduh Terima Duit E-KTP, Mekeng: Bentuk Hidungnya Saja Tak Tahu

"Cara terbaik yang mungkin dapat dilakukan ketika kita menghadapi situasi ini adalah menentukan lokasi individu, melaporkan kepada situs penyedia media sosial untuk mendeteksi lokasi, menghubungi polisi setempat, menghindari pemberian komentar negatif dan mengajak individu untuk terlibat dalam komunikasi selagi menunggu pertolongan tiba," jelas psikolog lulusan Universitas Indonesia tersebut.

Indra Pahinggar menyiarkan secara langsung aksinya di akun Facebook. Sebelum menyudahi hidupnya, dia mengaku sedang mengalami masalah rumah tangga yang membuat istrinya kabur meninggalkan Indra dan membawa anak-anaknya. Alasan ini diduga alasan utama Indra melakukan aksi nekatnya.

REKOMENDASI

TERKINI