Penyintas Minta Pemerintah Lindungi Kuburan Massal Tragedi 65-66

Senin, 20 Maret 2017 | 09:40 WIB
Penyintas Minta Pemerintah Lindungi Kuburan Massal Tragedi 65-66
Sejumlah Penyintas Tragedi 1965 saat memberikan keterangan kepada wartawan pada pameran Repro Lorong Genosida 65-66 di Kantor Komnasham, Jakarta, Minggu (19/3). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ‎Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-1966/YPKP kembali menemukan ada sekelompok pihak tertentu yang sengaja ingin merusak kuburan massal korban pembantaian tragedi 65' di sejumlah tempat di daerah.

Bahkan disinyalir ada pihak tertentu yang berusaha membongkar kuburan massal tersebut. Hal itu disampaikan pihak YKPP dalam diskusi tentang penyelesaian kasus pelanggaran HAM 1965-1966 di kantor Komnas Perempuan, Jakarta Pusat, Minggu (19/3/2017) kemarin.

‎"Minggu lalu saya ke Jegong, Pati, melihat kuburan massal. Berdasarkan pengakuan warga, mereka ada yang melihat sekelompok orang mencoba untuk menggali kuburan massal itu. Tujuannya apa? Padahal kuburan itu tidak boleh diotak-atik karena ada aturan hukumnya," kata Bedjo Untung, Ketua YPKP 65-66.

Sampai saat ini, sebagai temuan baru jadi bukti untuk pengusutan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, telah ditemukan sebanyak 120 kuburan massal‎ di berbagai daerah di Indonesia. Diperkirakan masih banyak lagi kuburan massal korban pembantaian tragedi 65-66 yang belum terdata.

Baca Juga: Serangan Udara Pimpinan AS Tewaskan Enam Pemimpin ISIS di Mosul

"Di Tangerang ada camp kerja paksa, kemudian di Pemalang wilayah Widuri juga ada yang sekarang sudah berubah menjadi taman wisata. Kemudian di Purwodadi (Jawa Tengah) juga ditemukan kuburan massal dekat hutan jati, tetapi sekarang hilang. Sepertinya ini negara sengaja menghilangkan kuburan massal itu," ujar dia.

Bedjo pun mendesak negara, dalam hal ini pemerintah yang berkuasa, agar melindungi dan menjaga kuburan massal itu dari pihak-pihak yang ingin merusaknya.

Pemerintah juga harus berani mengusut kasus pelanggaran HAM berat massa lalu tersebut supaya tidak menjadi sejarah kelam bagi bangsa ini di kemudian hari.

"Sekaligus saya mendesak kepada negara agar melindungi kuburan massal, agar tidak dirusak, atau diangkat jenazahnya," tutur dia.

Baca Juga: Ditanya Relasinya dengan Rossi, Ini Jawaban Marquez

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI