Suara.com - Ibu Kota Prancis, Paris tengah diterpa isu rasial yang mengakibatkan demo besar di sana. Isu rasial itu dipicu karena aksi kekerasan polisi terhadap pemuda kulit hitam.
Demo itu berlangsung ricuh setelah polisi menembakan gas airmata. Pendemo dan polisi bentrok, Minggu (19/3/2017) atau Senin dinihari waktu Indonesia.
Pendemo itu memprotes kebrutalan polisi yang memukul Theo yang berusia 22 tahun Febuari lalu. Aksi kekerasan polisi itu menjadi viral di Paris.
Theo menderita luka anal dan rektum berat, serta luka di kepala dan wajah. Theo, dalam kesaksiannya, mengatakan salah satu petugas menyerangnya dengan tongkat. Theo mengaku diperkosa oleh polisi.
Baca Juga: Polisi Perkosa Pemuda, Ratusan Warga Paris Turun ke Jalan
Paris pengunjuk rasa meneriakkan "tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian", "polisi di mana-mana, keadilan mana" atau "darurat, darurat, polisi membunuh dengan impunitas".
Polisi anti huru hara menggunakan gas air mata terhadap beberapa demonstran bertopeng. Banyak di kerumunan - yang mengenakan kerudung, masker wajah, dan kacamata hitam.
Pada bulan Oktober 2005, kematian dua remaja yang tersengat listrik saat bersembunyi dari polisi di sebuah gardu listrik yang memicu kerusuhan kerusuhan. Sekitar 10.000 mobil dibakar dan 6.000 orang ditangkap. (AFP)