Masih 15 Orang Korban Lift Melorot Blok M Square yang Dirawat

Minggu, 19 Maret 2017 | 17:58 WIB
Masih 15 Orang Korban Lift Melorot Blok M Square yang Dirawat
Penumpang lift jatuh di Mal Blok M Square. Salah satu lift di mal itu terjatuh dari lantai 7 hingga lantai dasar (basement), Jumat (17/3/2017). [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Sepuluh dari 25 korban lift melorot di pusat perbelanjaan Blok M Square, Jakarta Selatan, sudah boleh pulang dari Rumah Sakit Pusat Pertamina. Kondisi mereka sudah jauh lebih baik.

"Itu tinggal 15 orang yang masih di situ (RSPP), yang 10 sudah pulang," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Purwanta, Minggu (19/3/2017).

Lift melorot karena diisi 25 orang sekaligus, padahal seharusnya maksimal 15 orang. Purwanta mengatakan umumnya korban menderita patah tulang.

"Jadi, korban ini kan kaget, ada yang kakinya patah tulang, tapi tak terlalu parah, yang paling berat mengembalikan traumatiknya itu," katanya.

Saat ini, petugas tengah memulihkan trauma mereka. Purwanta mengatakan semua biaya perawatan korban ditanggung oleh Blok M Square.

"Korban dioptimalkan, diberi pertolongan termasuk penyelesaian secara psikologisnya, trauma healing ya. Rekan pengelola juga sudah bantu urusi itu," kata dia.

Saat ini, polisi tengah menyelidiki penyebab kasus tersebut, apakah ada unsur kelalaian atau tidak.

Setelah melihat tempat kejadian perkara kasus lift melorot, pelaksana tugas gubernur Jakarta Sumarsono menjenguk korban yang sebagian masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina sekitar jam 19.00 WIB, Jumat itu.

"Ini musibah. Kami semua cukup prihatin. Jadi yang namanya musibah tidak bisa ditolak, kan," kata Sumarsono di RSPP.

Sumarsono memastikan kejadian akibat lift kelebihan kapasitas.

"Seharusnya diisi 15 orang. Tapi ini diisi lebih banyak daripada itu. 25 orang ya," tutur Sumarsono.

Sumarsono membantah informasi yang menyebutkan lift tersebut anjlok karena ada kawat seling baja yang putus.

"Tapi karena melorot. Kalau kawat putus berarti kurang pengawasan atau kurang pemeliharaan. Kalau melorot itu karena kelebihan kapasitas," ujar Sumasono.

Sumarsono mengatakan sebelum pintu lift menutup, satpam mal sudah mengingatkan bahwa orang yang masuk lift kebanyakan. Tapi, mereka tidak mau mendengar peringatan tersebut.

"Saat satpam meminta mereka untuk keluar karena warning sudah bunyi, tapi tidak ada satupun yang mau keluar. Diskusi kepanjangan akhirnya melorot dari lantai 7, 6, 5, 4 dan seterusnya," kata Sumarsono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI