Polres Metro Jakarta Selatan akan memeriksa tujuh saksi kasus terkait lift melorot di pusat perbelanjaan Blok M Square, Jakarta Selatan, Senin (20/3/2017). Kasus yang terjadi pada Jumat (17/3/2017) siang itu mengakibatkan 25 orang yang berada di dalam lift luka.
"Senin esok, kami mau ambil lagi keterangan dari tujuh orang saksi secara estafet. Hasilnya baru nanti bisa ketahuan apakah itu ada keberatan beban, sensor nggak jalan, atau kelalaian," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Purwanta, Minggu (19/3/2017).
Sebelumnya, polisi sudah meminta keterangan beberapa pegawai mal dan petugas yang menangani lift.
"Kami sudah panggil saksi secara estafet, dari pemelihara lift, manajemen, dan engineering," kata Purwanta
Sebagian saksi yang akan dimintai keterangan, besok, sebagian dari manajemen mal Blok M Square dan petugas perawatan lift.
"Sama juga, engineering, manajemen dan lain-lain, karena itu kan buat perbandingan yah, nggak cukup satu-satu," kata dia.
Purwanta mengatakan setelah olah TKP pertama pada Sabtu (18/3/2017), polisi akan kembali olah TKP dalam waktu dekat.
"Olah TKP mau dilaksanakan lagi karena kemarin belum optimal. Kemarin itu kan mengganggu orang-orang yang beraktivitas di pasar sehingga secara senyap akan dilakukan lagi nanti," kata dia.
"Senin esok, kami mau ambil lagi keterangan dari tujuh orang saksi secara estafet. Hasilnya baru nanti bisa ketahuan apakah itu ada keberatan beban, sensor nggak jalan, atau kelalaian," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Purwanta, Minggu (19/3/2017).
Sebelumnya, polisi sudah meminta keterangan beberapa pegawai mal dan petugas yang menangani lift.
"Kami sudah panggil saksi secara estafet, dari pemelihara lift, manajemen, dan engineering," kata Purwanta
Sebagian saksi yang akan dimintai keterangan, besok, sebagian dari manajemen mal Blok M Square dan petugas perawatan lift.
"Sama juga, engineering, manajemen dan lain-lain, karena itu kan buat perbandingan yah, nggak cukup satu-satu," kata dia.
Purwanta mengatakan setelah olah TKP pertama pada Sabtu (18/3/2017), polisi akan kembali olah TKP dalam waktu dekat.
"Olah TKP mau dilaksanakan lagi karena kemarin belum optimal. Kemarin itu kan mengganggu orang-orang yang beraktivitas di pasar sehingga secara senyap akan dilakukan lagi nanti," kata dia.
Setelah melihat tempat kejadian perkara kasus lift melorot, pelaksana tugas gubernur Jakarta Sumarsono menjenguk korban yang sebagian masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina sekitar jam 19.00 WIB, Jumat itu.
"Ini musibah. Kami semua cukup prihatin. Jadi yang namanya musibah tidak bisa ditolak, kan," kata Sumarsono di RSPP.
Sumarsono memastikan kejadian akibat lift kelebihan kapasitas.
"Seharusnya diisi 15 orang. Tapi ini diisi lebih banyak daripada itu. 25 orang ya," tutur Sumarsono.
Sumarsono membantah informasi yang menyebutkan lift tersebut anjlok karena ada kawat seling baja yang putus.
"Tapi karena melorot. Kalau kawat putus berarti kurang pengawasan atau kurang pemeliharan. Kalau melorot itu karena kelebihan kapasitas," ujar Sumasono.
Sumarsono mengatakan sebelum pintu lift menutup, satpam mal sudah mengingatkan bahwa orang yang masuk lift kebanyakan. Tapi, mereka tidak mau mendengar peringatan tersebut.
"Saat satpam meminta mereka untuk keluar karena warning sudah bunyi, tapi tidak ada satupun yang mau keluar. Diskusi kepanjangan akhirnya melorot dari lantai 7, 6, 5, 4 dan seterusnya," kata Sumarsono.
"Ini musibah. Kami semua cukup prihatin. Jadi yang namanya musibah tidak bisa ditolak, kan," kata Sumarsono di RSPP.
Sumarsono memastikan kejadian akibat lift kelebihan kapasitas.
"Seharusnya diisi 15 orang. Tapi ini diisi lebih banyak daripada itu. 25 orang ya," tutur Sumarsono.
Sumarsono membantah informasi yang menyebutkan lift tersebut anjlok karena ada kawat seling baja yang putus.
"Tapi karena melorot. Kalau kawat putus berarti kurang pengawasan atau kurang pemeliharan. Kalau melorot itu karena kelebihan kapasitas," ujar Sumasono.
Sumarsono mengatakan sebelum pintu lift menutup, satpam mal sudah mengingatkan bahwa orang yang masuk lift kebanyakan. Tapi, mereka tidak mau mendengar peringatan tersebut.
"Saat satpam meminta mereka untuk keluar karena warning sudah bunyi, tapi tidak ada satupun yang mau keluar. Diskusi kepanjangan akhirnya melorot dari lantai 7, 6, 5, 4 dan seterusnya," kata Sumarsono.