Suara.com - Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menunggu hasil penyelidikan penyebab tergelincirnya pesawat tempur F16 A/B Block 15 sebelum memutuskan untuk mengaktifkan kembali Skadron Udara 16.
"Penyebab (tergelincirnya F16) masih dalam penyelidikan. Mudah-mudahan segera ditemukan dan dapat diaktifkan lagi untuk kemudian bisa ikut HUT TNI AU 9 April mendatang," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Henri Alfiandi di Pekanbaru, Jumat (17/3/2017).
F16 tipe A/B Block 15 dengan nomor ekor TS1603 tergelincir di ujung landasan pacu Lanud Roesmin Nurjadin, Selasa (14/3/2017). Akibatnya, badan pesawat terbalik dengan bagian roda menghadap ke atas.
Dua penerbang masing-masing Mayor Penerbang Andri Setiawan (kepala Seksi Operasi Skuadron Udara 3 TNI AU) dan Letnan Satu Penerbang Marco Anderson (penerbang siswa konversi) selamat dari insiden tersebut.
Baca Juga: Jet Tempur F16 Terbalik di Pekanbaru
Pasca kejadian, Lanud Roesmin Nurjadi langsung menghentikan operasional F16 dari Skadron Udara 16 hingga penyebab pasti insiden diketahui. Namun, Danlanud menjelaskan, dugaan awal penyebab tergelincirnya pesawat tempur buatan Amerika itu semakin jelas, meski penyelidikan masih terus berjalan.
"Penyebab masih dalam penyelidikan, tapi memang mengarah ke sana (brake malfunction)," jelas Danlanud saat ditanya Antara soal dugaan awal insiden tersebut.
"Memang 'suspect' atau dugaan terbesar adalah rem. Rumitnya, F16 sistem pengeremannya bukan mekanik. Melainkan informasi elektronik. Tapi jelas sudah mengarah ke sana," lanjutnya.
Selain memeriksa pesawat F16 TS1603 yang tergelincir, ia memastikan tim ahli turut memeriksa seluruh pesawat F16 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin. Hingga saat ini pemeriksaan yang telah berlangsung tiga hari ini masih dilakukan.
Pesawat tempur F16 A/B Block 15 tergelincir saat mendarat di landasan Lanud Roesmin Nurjadin Selasa sore sekitar pukul 16.55 WIB. Lanud Roesmin Nurjadin dan Bandara SSK II Pekanbaru selama ini berbagi landasan untuk kepentingan militer dan komersial.
Baca Juga: Datangi Pimpinan DPR, KSAU Jelaskan Peristiwa F16
Akibatnya, peristiwa tergelincirnya pesawat tempur tersebut sempat mengganggu jadwal penerbangan komersial Bandara SSK II selama 40 menit.