Tragis, 6 Pelajar Indonesia Jadi Budak di Jepang

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 17 Maret 2017 | 12:41 WIB
Tragis, 6 Pelajar Indonesia Jadi Budak di Jepang
Ilustrasi perbudakan (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak enam pelajar asal Indonesia menjadi budak di Jepang. Pasalnya, mereka bekerja sebagai pegawai lembaga pendidikan bahasa Jepang di Prefektur Miyazaki tanpa dibayar.

Keenam pelajar itu, seperti diberitakan Japan Times, Kamis (16/3/2017), mulanya mendapat tawaran bersekolah khusus bahasa Jepang di Houei International Japanese Language Academy, Miyakonojo, Prefektur Miyazaki.

Namun, sesampainya di tempat tujuan, mereka justru dipaksa bekerja tanpa diupah oleh pemimpin sekolah, Yutaka Shimizu. Tidak main-main, mereka bekerja seperti budak sejak Desember 2015 sampai Juni 2016.

Baca Juga: Paguyuban Warteg Jakarta Dukung Ahok-Djarot, Gelar Makan Gratis

Seharusnya, menurut kantor pengawas standar ketenagakerjaan setempat, keenam pelajar Indonesia itu mendapat upah bekerja untuk membiayai hidup serta sekolah.

Beruntung, perilaku sekolah itu terungkap. Yutaka, sang pemimpin sekolah, kekinian sudah ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, kejaksaan Prefektur Miyazaki juga tengah menelisik keterlibatan pihak lain.  

Namun, pengacara Yutaka membantah kliennya tidak membayarkan upah keenam pelajar tersebut.

"Sebaliknya, perusahaan justru memberikan kesempatan bekerja kepada pelajar itu. Penting bagi mereka untuk mendapatkan pengalaman kerja," ujar pengacara dalam pernyataan tertulis ke Japan Times.

Baca Juga: Jessica Wongso Mewek di Penjara Saat Tahu Upaya Banding Ditolak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI