Djarot: Kampanye Tak Harus Blusukan

Kamis, 16 Maret 2017 | 18:08 WIB
Djarot: Kampanye Tak Harus Blusukan
Djarot Saiful Hidayat [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Jadi sekali lagi ya saudara-saudara kampanye itu tidak identik dan tidak sama dengan blusukan, itu kuncinya. Karena sudah ini, artinya seluruh daerah sudah seperti itu, nggak blusukan ya nggak kampanye," tandasnya.

Menurut Djarot, kampanye yang paling baik adalah kampanye yang diucapkan oleh masyarakat, bukan ucapan yang berasal dari seorang. Hanya masyarakat yang bisa menilai kinerja seseorang dan telah merasakan manfaatnya.

"Kampanye yang paling baik adalah apabila yang ngomong itu orang lain. Bukan diri sendiri. Karena orang lain itulah yang bisa menilai dan merasakan apa yang sudah kita kerjakan, karena warga itulah yang bisa menikmati hasil apa yang sudah kita kerjakan," ujar Djarot.

Djarot pun menuturkan Pilkada DKI Jakarta merupakan pesta demokrasi dalam memilih pemimpin pemerintahan bukan memilih pemimpin agama. Ia juga heran, hanya DKI Jakarta yang masih mempersoalkan agama dalam memilih kepala daerah.

Baca Juga: Djarot Belum Tanya Giring "Nidji" Soal Dugaan Money Politic

“Kita ini memilih pemimpin pemerintahan ya, bukan pemimpin agama. Kalau milih pemimpin hanya berdasarkan agama kok hanya di Jakarta saja ya. Yang lain kok nggak dipersoalkan ya. Kan lucu ya.

Djarot pun menceritakan pengalamannya di Pilkada DKI Jakarta,  bahwa dirinya kerap mendapat penolakan karena dianggap tidak beriman.

"Saya kadang-kadang  elus dada, waduh sama-sama (Islam), istigfar kok begitu. Disorakin massa, ada menolak menshalatkan orang, karena dukung paslontertentu. Kok bisa gitu ya. Kalau mau masuk surga pilih lah ini. Kok bisa,  surga ditentukan manusia. Ini salah kaprah. Wayang diharam-haramkan, nggak sesuai dengan syariat umat Islam," kata dia.

Tak hanya itu, Djarot meminta masyarakat untuk  membedakan antara  urusan agama dengam urusan pemerintahan di Pilkada DKI Jakarta . Menurutnya jika keduanya dikaitkan, menjadi masalah yang rumit.

"Tolong lah kita itu bedakan mana yang urusan agama mana yang urusan pemerintahan Pilkada. Jangan dicampur aduk. Ruwet kabeh. Saya diteriakin kafir, ya saya ketawa saja, nggak papa. Dibilang najis. Bilang saja. Saya minta sabar kemudian istighfar, doakan jangan sakit hati, jangan dendam. Kita tuh takut sama Allah," ucap Djarot.

Baca Juga: Djarot Apresiasi Sikap Netral Demokrat dan Agus Yudhoyono

Lebih lanjut, mantan Wali Kota Blitar itu meminta masyarakat mendoakan pasangan Ahok-Djarot, untuk menang di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI