JK Bakal Pimpin Upacara Pemakaman KH Hasyim Muzadi

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 16 Maret 2017 | 11:32 WIB
JK Bakal Pimpin Upacara Pemakaman KH Hasyim Muzadi
Sejumlah santri dan pelayat melakukan salat jenazah KH Hasyim Muzadi di Pondok pesantren Al Hikam, Cenggerayam, Malang, Jawa Timur, Kamis (11/3). [Antara Foto/Ari Bowo Sucipto/aww/17]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla direncanakan menjadi pemimpin upacara pemakaman Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, yang wafat di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (16/3/2017) pagi.

Almarhum akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Pondok Pesantren Al-Hikam 2, Jalan H Amat, RT6/RW1 Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat.

"Almarhum merupakan seorang ulama besar dan sahabat dekat Pak JK. Bangsa Indonesia dan Pak JK merasa sangat kehilangan atas kepergian almarhum yang begitu dicintai dan dihormati sebagai ulama yang teduh," kata Juru Bicara Wapres JK Husain Abdullah, seperti dilansir Antara.

Baca Juga: Sidang Kedua Korupsi e-KTP, KPK Hadirkan 2 Mantan Menteri

Ia mengungkapkan, JK sempat membesuk almarhum, bulan Januari 2017. Saat itu, kondisi almarhum sudah mulai membaik, namun tidak stabil.

KH Ahmad Hasyim Muzadi wafat, Kamis pukul 6.15 WIB di Malang, Jawa Timur. Rencananya, jenazah dimakamkan di Kompleks Pesantren Al Hikam 2 Kota Depok.

Berdasarkan informasi, jenazah Kiai Hasyim akan diberangkatkan dari Malang sekitar pukul 13.00 WIB. Perjalanan menuju Jakarta diperkirakan memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Jenazah almarhum akan tiba di Pondok Pesantren Al Hikam 2 kurang lebih pukul 15.30 WIB.

Hasyim Muzadi lahir di Tuban, Jawa Timur, pada 8 Agustus 1944. Dia merupakan tokoh Islam Indonesia dan mantan Ketua Umum PBNU yang menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden sejak Januari 2015.

Dia juga pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur. Almarhum sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor pada 1956-1962.

Baca Juga: PPNI Desak Pemerintah Hapus Diskriminasi Sistem Kerja TKS

 

 

 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI