Suara.com - Juara dunia sembilan kali, Valentino Rossi, mulai merasa ketar-ketir terkait jelang keikutsertaannya pada seri perdana MotoGP 2017 di Sirkuit Losail, Qatar, 26 Maret mendatang.
Rasa itu muncul seiring hasil tes pramusim terakhir selama tiga hari di sirkuit yang sama, pekan lalu; 10-12 Maret. Rossi resah karena tak bisa tampil maksimal selama tes tersebut berlangsung.
Seperti diketahui, performa The Doctor--julukan Rossi--naik turun saat menjalani tes. Di hari pertama misalnya, Rossi hanya mampu menduduki peringkat ketujuh dengan catatan waktu terbaik 1 menit 55,679 detik.
Sehari berikutnya, dia sempat melesat dengan menduduki posisi kedua atau satu tingkat di bawah rekan setimnya di Movistar Yamaha, Maverick Vinales, dengan raihan waktu terbaik 1 menit 54,732 detik.
Baca Juga: Swiss Open: Tontowi/Gloria Waspada Energi Terkuras, Ini Alasannya
Sayangnya, di hari terakhir, performa Rossi malah merosot. Juara dunia kelas MotoGP tujuh kali itu hanya mampu mengukir waktu terbaik 1 menit 55,185 detik, dan menempati urutan ke-11.
Terkait hasil tes keseluruhan di Losail, Rossi mengaku bingung mengapa motor Yamaha YZR-M1 yang ditungganginya tidak bisa tampil maksimal.
Dia pun membantah sedang menyembunyikan kekuatannya, mengingat rekan setimnya Vinales, dengan motor yang sama, justru menunjukkan performa impresif selama tes di Losail berlangsung.
"Kami tidak cukup kuat dalam hal kecepatan. Saya merasa kami masih belum sepenuhnya siap, kami tidak mengerti 100 persen bagaimana membuat motor ini bekerja maksimal," kata Rossi, 38 tahun.
"Kami sedikit khawatir karena tes musim dingin ini berjalan sangat sulit. Kini, kami harus berembuk bersama (dengan mekanik) dan mencoba lebih kuat untuk hadapi seri perdana. Saya berharap bisa lebih cepat dan kompetitif di seri perdana."
Baca Juga: Ini Harapan Menpora Usai Marcus/Kevin Juarai All England 2017
"Orang-orang mungkin berpikir saya menyembunyikan kekuatan dan ini hanyalah taktik, tapi kenyataannya saya tidak memiliki solusi untuk saat ini. Kami butuh sebuah keajaiban! Saya belum mengerti bagaimana memaksimalkan motor ini," jelas Rossi.
Lebih jauh, saat ditanya kemungkinan menggunakan sasis motor tahun lalu, Rossi menampik. Menurutnya, sudah sangat terlambat jika harus mengganti sasis ke motor tahun lalu.
"Kami memiliki beberapa pertimbangan, melihat performa (Jonas) Folger--pebalap tim satelit Yamaha yang menggunakan sasis Yamaha 2016. Masalahnya, motor 2016 degradasi bannya sangat tinggi dan untuk saat ini sudah sangat terlambat untuk mengganti arah--gunakan sasis 2016," paparnya. (Super Bike Planet)