PDI Perjuangan tidak mengkhawatirkan dukungan keluarga Cendana atau keluarga anak mantan Presiden Soeharto kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjelang pilkada putaran kedua.
"Nggak apa-apa toh," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira di DPR, Kamis (15/3/2017).
Acara peringatan Surat Perintah Sebelas Maret sekaligus hari ulang tahun mendiang Soeharto di Masjid At Tin, Jakarta Timur, pada Sabtu (11/3/2017), dihadiri pasangan Anies dan Sandiaga, juga tokoh-tokoh politik serta para pimpinan organisasi Islam. Calon wakil gubernur petahana Djarot juga hadir, tetapi diwarnai insiden disoraki massa.
Andreas tidak yakin acara tersebut sebagai ajang konsolidasi politik. Bahkan, Andreas tidak yakin dengan penerimaan publik terhadap keluarga Cendana.
"Nggak apa-apa toh," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira di DPR, Kamis (15/3/2017).
Acara peringatan Surat Perintah Sebelas Maret sekaligus hari ulang tahun mendiang Soeharto di Masjid At Tin, Jakarta Timur, pada Sabtu (11/3/2017), dihadiri pasangan Anies dan Sandiaga, juga tokoh-tokoh politik serta para pimpinan organisasi Islam. Calon wakil gubernur petahana Djarot juga hadir, tetapi diwarnai insiden disoraki massa.
Andreas tidak yakin acara tersebut sebagai ajang konsolidasi politik. Bahkan, Andreas tidak yakin dengan penerimaan publik terhadap keluarga Cendana.
"Saya tidak terlalu yakin. Karena rakyat belum lupa dan tidak akan lupa dengan sejarah. Karena itu sesuatu yang tertulis dan tercatat dalam sejarah kita," ujarnya.
Andreas mengapresiasi Djarot yang bersedia menghindari acara tersebut. Meski diteriaki anggota ormas, Djarot tetap tenang.
Sikap Djarot dalam menanggapi sikap penolakan tersebut menunjukkan jati diri sebagai seorang pemimpin. Djarot, menurut Andreas, lolos dari ujian.
"Dan, Pak Djarot tampil cool, meski disoraki, yang sebenarnya hal ini tidak pantas karena dia datang ke tempat ibadah dan kemudian dia sebagai undangan, sebagai undangan dia datang tapi disoraki. Tapi tetap cool dan tenang menghadapi itu. Saya kira itu ujian yang berat buat Pak Djarot. Tapi dia lolos dalam situasi itu," tuturnya.