Suara.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan kepada semua pihak agar jangan memakai masjid untuk kepentingan politik praktis menjelang pilkada Jakarta putaran kedua.
"Terkait dengan semakin tingginya sensitif politik, karena kita juga sadar betul pilkada DKI (putaran kedua) semakin di depan mata, saya mengimbau semua untuk betul-betul menempatkan agama pada tempat yang sebenarnya," kata Lukman di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (13/3/2017).
Pernyataan Lukman terkait dengan maraknya spanduk bertuliskan "masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama" menjelang pilkada.
Lukman mengatakan masjid merupakan rumah ibadah yang harus dijaga kesuciannya. Masjid harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi umat.
"Karena Tuhan menjamin bahwa siapa yang masuk, berada di dalamnya dijamin keamanannya dan keselamatannya. Oleh karena itu kita semua memiliki kewajiban yang sama bagaimana menjaga kesucian rumah ibadah itu, tidak justru menjadikan rumah ibadah sebagai pemicu munculnya konflik atau pemicu munculnya perselisihan di antara sesama kita. Apalagi agama itu bahasanya selalu dakwah, mengajak kan, merangkul, mengayomi, bukan malah menafikan atau menegasikan antara sesama kita," kata dia.
Semenjak marak spanduk boikot jenazah pendukung calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Lukman mendapatkan banyak laporan dari masyarakat dan meminta Kementerian Agama turun tangan menindak mereka yang memasang spanduk tersebut.
"Bagaimanapun juga selaku menag pendekatan yang saya lakukan adalah persuasif. Karena hanya aparat penegak hukumlah yang mendapatkan mandat oleh undang-undang untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan peraturan. menag tidak dalam posisi untuk melakukan tindakan-tindakan, misalnya menegur takmir masjid, apalagi memberi sanksi," ujar dia.
Lukman mengimbau semua pihak menghormati pesta demokrasi agar menghasilkan pemimpin yang amanah.
"Jadi kemampuan saya adalah mengimbau semua pihak agar bagaimana pilkada tidak dikotori, tidak dicemari oleh hal-hal yang justru menimbulkan konflik di antara kita dengan alasan-alasan agama. Jadi agama harus digunakan untuk hal yang sifatnya promotif bukan konfrontatif," kata dia.