Tim penasehat hukum terpidana, Jessica Kumala Wongso mengaku belum menerima salinan putusan dari Pengadilan Tinggi DKI Jakara yang menolak banding kliennya.
"Kami belum terima data resmi. Berkasnya belum masuk. Kami harus ambil dulu ke pengadilan tinggi," kata salah satu anggota penasehat hukum Jessica, Hidayat Bostam ketika dihubungi, Senin (13/3/2017).
Meski belum mendapatkan kabar resminya, Bostam mengaku pihaknya akan melayangkan kasasi ke Mahkamah Agung soal adanya putusan majelis hakim Pengadilan Tinggi.
"Intinya kalau memang sudah diputus dan sudah diserahkan, kalau benar keputusannya itu, kita akan kasasi," kata dia.
Baca Juga: Apa Kabar Jessica Wongso? Seperti Ini Aktivitasnya di Penjara
Bostam menyampaikan pihaknya juga akan mempelajari terlebih dahulu pertimbangan putusan Pengadilan Tinggi DKI sebelum mengajukan permohonan kasasai ke MA
"Tapi di PT kami belum tahu pertimbangannya apa. Makanya mau ambil dulu berkasnya. Nanti deh. Kabarin lagiya kalau ada info baru," kata Bostam.
Sebelumnya, PT DKI Jakarta menjatuhkan putasan yang intinya menolak banding yang diajukam Jessica. Majelis hakim PT DKI Jakarta malah memperkuat putusan yang telah dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Nomor 777/Pid.B/2016/PN.Jkt.Pst tanggal 27 Oktober 2016 yang dimohonkan banding tersebut," kata Humas PN Jakpus, Jamaluddin Somasir kepada Suara.com.
Dalam putusan tersebut, kata dia Majelus Hakim PT DKI juga meminta agar Jessica tetap ditahan di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
"Menetapkan supaya terdakwa berada dalam tahanan," kata dia.
PT DKI Jakarta juga membeban biaya perkara sebesar Rp2 ribu.
Majelis Hakim yang menjatuhkan putusan banding diketuai Elang Prakoso Wibowo dan dua Hakim Anggota yakni Pramodana K.K Atmadja dan Sri Anggarwati.
Penunjukan tiga majelis hakim PT DKI Jakarta berdasarkan penetapan oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor 393/Pid/2016/PT.DKI tanggal 21 Desember 2016. Putusan banding tersebut dibacakan pada 7 Maret 2017 lalu.
Jessica telah divonis 20 tahun penjara oleh Majelis PN Jakpus pada Kamis, 27 Oktober 2016. Jessica dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan berencana terhadap Wayan Mirna Salihin dengan menggunakan racun sianida. Mirna meregang nyawa usai meminum es kopi Vietnam yang dicampur racun.