Suara.com - Berharap simpati tapi justru menuai kecaman, begitulah yang terjadi ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, di Moskow, Kamis (9/3/2017).
Presiden Putin, seperti dilansir Rusia Today, Sabtu (11/3), membuka pertemuan itu dengan mengucapkan Selamat Hari Purim kepada PM Benjamin. Purim adalah hari raya nasional Israel untuk merayakan pembebasan kaum Yahudi dari pembantaian kekaisaran Persia kuno.
Merasa "dapat angin", PM Benjamin justru menceritakan panjang lebar perihal penderitaan kaum Yahudi di era lampau dan mengaitkannya dengan situasi kekinian kepada Putin.
"Kami, kaum Yahudi, gagal dimusnahkan oleh orang-orang Persia, 2.500 tahun silam. Tapi kekinian, upaya itu dilanjutkan pewaris Persia, yakni Iran, berupaya menghancurkan negara Israel," tegas Benjamin.
Baca Juga: Gelandangan Dibakar Hidup-hidup saat Tidur di Serambi Gedung
Namun, Benjamin menegaskan, Israel kekinian berbeda dengan kaum Yahudi masa lampau. "Kami sekarang punya wilayah sendiri, negara sendiri, dan pasukan sendiri. Tak akan mudah menghancurkan kami," tukasnya.
Mendengar pernyataan itu, Presiden Putin justru melontarkan pernyataan yang meminta PM Benjamin tidak mengeksploitasi sejarah masa lalu kaum Yahudi untuk kepentingan negara Israel. Ia juga meminta Israel "move on" dan tak terjebak pada masa lalu.
"Kita sekarang hidup dalam dunia berbeda. Semua yang Anda katakan itu terjadi pada abad ke-5 sebelum Masehi. Israel sebaiknya fokus pada dunia modern. Saya hanya mau berdiskusi seperti itu," tukasnya.