Suara.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan, santai menanggapi dirinya diadukan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga melakukan rasuah saat menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut pasangan Cawagub Sandiaga Uno itu, dirinya diadukan ke KPK sebagai “komedi” jelang putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 19 April 2017.
"Lebih baik klarifikasi ke pelapor saja. Kalau Pilkada muncul laporan macem-macem, ya saya, ya Sandi. Itu ‘lucu-lucuan’ saja. Biarkan yang melaporkan saja yang menjelaskan," kata Anies di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/3).
Anies juga tidak mau menjelaskan tuduhan dirinya melakukan korupsi dana rombongan penulis dan sastrawan yang berangkat ke Frankfurt Book Fair 2015 di Jerman.
Baca Juga: Survei Membuktikan: DPR Lembaga Terkorup Tahun 2016
Ia mengatakan, laporan pertanggungjawaban dirinya atas kegiatan itu sudah dijelaskan dalam laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
"Kalau anggaran lihat sajalah di laporan BPK. Karena kita melihat ukurannya saja, bukan lihat kegiatan. Sebab, jika dugaan korupsi bukan dari ukuran, melainkan di mana letak korupsinya. Jadi yang melaporkan mesti jelaskan di mana letak masalahnya," tutur Anies.
Ia melanjutkan, kalau selama menjabat sebagai Mendikbud dirinya melakukan kesalahan, seharusnya sudah termuat dalam laporan BPK.
"Kan yang audit BPK. Kalau BPK tidak ada laporan, darimana tahunya? Kalau saya lihat ini ’lucu-lucuan’ Pilkada saja. Selalu ada yang ’meriah-meriah’ seperti ini. Harap bersabar ini ujian," ujar Anies.
Anies lantas meminta tim pemenangan dan pendukungnya supaya tidak kaget kalau ada isu yang tiba-tiba muncul dengan tujuan menjatuhkan dia dan Sandiaga.
Baca Juga: Golkar Punya Brigade Beringin Berkemampuan Intelijen
Sebelumnya diberitakan, Anies dilaporkan Andar Mangatas Situmorang kepada KPK, dengan dugaan melakukan rasuah dana rombongan penulis, sastrawan, serta staf Indonesia ke Frankfurt Books Fair tahun 2015.