Donald Tusk pada Kamis (9/3/2017) terpilih kembali sebagai presiden Dewan Eropa dalam pertemuan puncak di Brussel. Terpilihnya Tusk tak terbendung kendati ada tentangan dari negara tempatnya berasal, Polandia.
"Saya merasa bersyukur atas kepercayaan dan penilaian positif. Saya akan melakukan yang terbaik untuk membuat Uni Eropa lebih baik," tulis Tusk di Twitter.
Tusk yang berkewarganegaraan Polandia itu dipilih kembali oleh para pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa yang hadir pada pertempuan puncak selama dua hari.
Baca Juga: Dewan Eropa Kaji Kemungkinan Bebas Visa Schengen bagi WNI
Mandat 30 bulan Tusk sebelumnya sebagai presiden Dewan Eropa akan berakhir pada 31 Mei.
Perdana Menteri Malta Joseph Muscat, yang menjadi presiden bergilir Dewan Eropa, tampil memimpin proses pemilihan.
Polandia sendiri sebenarnya mencalonkan warganya yang merupakan anggota Parlemen Eropa, Jacek Saryusz-Wolski, untuk mengambil posisi sebagai presiden Dewan Eropa.
Perdana Menteri Polandia Beata Szydlo pada awal pekan ini mengirimkan surat kepara Parlemen Eropa, yang menggarisbawahi posisi bahwa Polandia tidak memberikan dukungan bagi Tusk.
Menurut Szydlo, Tusk telah menyalahi wewenang serta mencampuri urusan dalam negeri Polandia. Karena itu, Tusk dianggap bersikap tidak netral.
Szydlo menduga bahwa Tusk telah melangkahi wewenangnya dan memanfaatkan kekuasaannya sebagai kepala Dewan Eropa untuk mencampuri masalah dalam negeri Polandia.