Suara.com - Peristiwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat walk out dari rapat pleno Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (4/3/2017) malam, menjadi polemik. Mereka pergi karena harus datang ke acara lain, sementara rapat pleno untuk penetapan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di pilkada putaran kedua tak kunjung dimulai.
Peristiwa itu menjadi perhatian tokoh yang pernah dipenjarakan Ahok, Habib Novel Bamukmin. Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air itu menduga sikap Ahok malam itu hanya sebagai bentuk rekayasa untuk membentuk opini bahwa Ahok dan Djarot terzdolimi.
Padahal kata Novel, Ahok meninggalkan lokasi rapat pleno untuk menghadiri undangan pernikahan di hari tersebut.
"Jadi itu kita melihat adalah satu bukti yang nyata yang mungkin itu merekayasa yang seakan-akan mengalihkan perhatian untuk pembentukan opini-opini untuk menarik simpati daripada seakan-akan Ahok terdzolimi,"ujar Novel di Hotel Ibis, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017).
Menurut Novel seharusnya Ahok mengikuti aturan KPU DKI untuk mengikuti rapat pleno penetapan pasangan cagub-cawagub.
"Seharusnya ini kan pasangan calon, mengikuti ketentuan KPUD bukan berjalan sendiri gitu. Seharusnya mengikuti apapun yang terjadi dengan kebijakan KPUD, "kata dia.
Sekretaris Dewan Syuro Front Pembela Islam menambahkan semestinya semua pasangan kandidat mengikuti aturan.
"Namanya paslon ini harus tunduk dan taat pada keputusan daripada KPUD, kalau nggak sesuai gugat secara hukum. Kalau tidak ingin membentuk opini, gugat secara hukum bahwa itu adalah keteledoran kecerobohan yang tidak berpihak kepada Ahok bisa diproses itu aja kalau memang terzdolimi gugat," kata Novel.
Ahok Walk Out, Habib Novel: Mungkin Itu Rekayasa
Rabu, 08 Maret 2017 | 19:59 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Riwayat Pendidikan dan Karier Ahok: Kritik Menohok PPN 12 Persen
20 Desember 2024 | 13:16 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI