Cegah Aksi Boikot Jasad Pro Ahok, Polisi Kerjasama Panwaslu

Rabu, 08 Maret 2017 | 19:41 WIB
Cegah Aksi Boikot Jasad Pro Ahok, Polisi Kerjasama Panwaslu
Masjid Al Jihad, Gang BB, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2017). [suara.com/Welly Hidayat'
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Spanduk bertuliskan "masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama" dan "pemakaman ini ga nerima bangke orang munafik/pendukung dan pembela penista agama" muncul menjelang pilkada Jakarta putaran kedua.

Pilkada Jakarta diikuti pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Untuk mengantisipasi spanduk bernada SARA, polisi berkoordinasi dengan badan pengawas pemilu dan Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta.

"Nanti kami kerjasama dengan panwas (Bawaslu DKI) dan kami juga sudah terkoneksi dengan yang membuat (spanduk) untuk segera diturunkan, Kalau tidak, nanti kami dengan Satpol PP kerjasama untuk segera menurunkan spanduk spanduk itu," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Rabu (8/3/2017)

Argo mengatakan terkait keberadaan spanduk-spanduk tersebut, polisi belum mendapatkan laporan dari bawaslu.

"Belum ada informasi. Yang penting kami fokusnya menurunkan (spanduk-spanduk) itu," katanya.

Argo mengajak semua organisasi kemasyarakatan sama-sama mendukung terciptanya keamanan di Ibu Kota untuk menyambut pesta demokras yang akan diselenggarakan pada 19 April 2017.

"Dari kepolisian mengharap agar saling menjaga. Jangan provokatif-lah. (Sebisa mungkin) untuk menciptakan suasana yang damai dan aman," kata Argo.

Argo mengatakan polisi sudah siap untuk mengamankan Ibu Kota.

"Kami sudah mempersiapkan juga ada beberapa personil yang sudah kami siapkan, tentunya juga kami melihat menganalisa dan mengevaluasi dari putaran pertama itu," katanya.

Tapi, Argo mengimbau masyarakat jangan mudah terpancing dengan pesan-pesan provokasi agar Jakarta tenang.

"Kami berharap masyarakat demokrasi yang sehat. Kami melihat aturannya seperti apa. Harusnya menjadi negara yang disegani di seluruh dunia. Pokoknya jangan memperkeruh, provokatif dan pilkada (harus) demokratis," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI