Suara.com - Sekretaris RW 4, Manggarai, Jakarta Selatan, Suratman, menyesalkan terulangnya kasus tawuran antara warga Jalan Tambak, Menteng Jakarta Pusat, dan warga Gang Tuyul, Manggarai, pada pada Minggu (5/3/2017) dan Senin (6/3/2017) sore. Tawuran yang pecah pada hari Minggu telah menewaskan dua pelajar, Sutan Rafi Hakim Lubis (16) dan Fikri Fadhlur Firmansyah (21).
"Kami sangat sedih mas. Kenapa terulang lagi sampai ada yang meninggal. Prihatin saya, padahal ini tawuran masih anak - anak muda," kata Suratman kepada Suara.com, Selasa (7/3/3017).
Suratman mengatakan Sutan Rafi merupakan warganya. Selama ini, kata Suratman, Sutan Rafi dikenal sebagia anak baik-baik. Itulah yang paling disesalkan Suratman, dalam keributan hampir selalu mengorbankan anak baik.
"Untuk satu korban saya kenal mas, anaknya baik. Dia anak yang pendiam nggak tahu kenapa bisa ikut - ikutan. Almarhum suka hanya main gitar - gitar aja di depan rumahnya, warga juga banyak tahu itu, pulang sekolah ya main gitar di depan rumah," ujar Suratman.
Suratman mengungkapkan korban berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang marinir.
"Ya, bapaknya, almarhum (Sutan) marinir, kami juga sudah berbelasungkawa," ujar Suratman.
Sebagai sesepuh, Suratman juga bingung ketika ditanya kenapa tawuran muncul lagi, padahal upaya perdamaian tak kurang-kurang dilakukan. Dia ingat upaya perdamaian antara dua kelompok pernah dilakukan pada akhir tahun 2014.
"Saya nggak habis pikir mas. Nggak tahu apa penyebabnya sampai akhirnya kembali lagi ada tawuran. Kami sudah berulang-ulang kali damai nggak ada kelar - kelar kami. Itu pertanyaannya mas. Sudah libatkan kedua tokoh masing - masing," kata Suratman.
Suratman teringat peristiwa tawuran pada tahun 2000. Ketika itu tawuran antara dua kelompok warga terjadi hampir setiap hari.
"Itu parahnya waktu dulu tahun 2000 itu sampai enam bulan, selalu tawuran mas. Kalau tanya pemicunya ya, kami nggak tahu. Ya, polisi aja juga masih belum tahu apa penyebabnya. Ini sudah berulang-ulang mas," ujar Suratman.