Suara.com - Kubu Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) mengklaim, tantangan untuk memenangi putaran kedua pemilihan kepala daerah (pilkada) tak seberat putaran pertama.
Bahkan, Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot Raja Juli Antoni berani mengklaim, kandidat yang didukungnya hanya butuh tambahan 8 persen suara untuk keluar sebagai pemenang pilkada.
“Ahok-Djarot sudah dinyatakan sebagai pemenang putaran pertama pilkada oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum ) Jakarta. Ini wajib disyukuri, sekaligus sebagai parameter berapa tambahan suara yang harus didapat pada putaran kedua,” tutur Raja Juli Antoni, Minggu (5/3/2017).
Baca Juga: Timses: Ahok-Djarot WO dari Rapat Pleno Buat Beri Pelajaran KPUD
Berdasarkan hasil akhir rekapitulasi perolehan suara yang dilakukan KPU, Ahok-Djarot menang dengan 42,99 persen suara. Jumlah itu dinilai Juli fantastis karena tiga bulan sebelum hari pencoblosan, Rabu (15/2), Ahok-Djarot terus “diserang” memakai beragam isu diskriminatif.
Ia mengakui, banyak lembaga survei yang memprediksi Ahok-Djarot bakal kalah dan tak bisa melaju ke putaran kedua pilkada karena tersandung Ahok tersandung kasus dugaan penodaan agama.
“Lembaga survei dulu memprediksi hanya 10 persen warga yang masih setia mendukung Ahok-Djarot. Tapi hasil akhir menunjukkan adanya lonjakan 32 persen dari prediksi itu. Berdasar perhitungan matematis, kami hanya perlu mendapatkan tambahan 8 persen suara untuk menang di putaran kedua,” jelasnya.
Agar target itu tercapai, Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengungkapkan, relawan harus mampu menjaga perolehan suara di sejumlah wilayah yang merupakan basis massa tradisional Ahok-Djarot.
Kekinian, sambung dia, basis-basis massa tradisional Ahok-Djarot itu mulai diserang dengan isu SARA. Misalnya, pemajangan spanduk-spanduk berisi kalimat provokatif.
Baca Juga: Kuburan Tolak Mayat Pro Penista Agama, Satpol: Itu Pikiran Salah
Selain itu, relawan juga bakal menggiatkan kampanye di basis-basis masa pasangan kandidat nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, yang tak lolos ke putaran kedua pilkada.