Menanti Prestasi dari All England

Ardi Mandiri Suara.Com
Sabtu, 04 Maret 2017 | 23:11 WIB
Menanti Prestasi dari All England
Pasangan ganda campuran Indonesia, Debby Susanto (kanan) dan Praveen Jordan memenangkan final All England 2016 di Birmingham, Inggris, Minggu (13/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam beberapa hari ke depan, tepatnya tanggal 7-12 Maret 2017, Barclaycard Arena di Birmingham, Inggris akan menjadi saksi bisu salah satu turnamen prestisius dalam dunia bulu tangkis, All England.

Sejak digelarnya pertama kali pada tahun 1899 dengan hanya mempertandingkan tiga nomor yaitu ganda putra, ganda putri dan ganda campuran, Inggris adalah negara terbanyak yang mengoleksi gelar terbanyak dengan total 189 di lima nomor berbeda.

Perolehan negara tuan rumah tersebut diikuti oleh Denmark di posisi dua dan Tiongkok di peringkat tiga daftar dengan masing-masing meraih 87 dan 80 gelar.

Indonesia menempati ranking empat dengan mengumpulkan 44 gelar yang terdiri dari 15 gelar tunggal putra, empat di nomor tunggal putri, 18 di ganda putra, dua dalam nomor ganda putri dan lima kali mendapatkannya di nomor ganda campuran.

Tunggal putra Tan Joe Hok yang pertama kali membuka kran gelar bagi Indonesia di ajang yang kini berlevel super series premier tersebut dengan menjadi juara pada 1959.

Setelah Tan Joe Hok, Indonesia harus menunggu selama sembilan tahun hingga 1968 untuk mendapatkan gelar juara kembali setelah di waktu jeda tersebut wakil-wakil merah putih hanya mampu sekali mencapai final melalui pasangan Ferry Sonneville/Tan Joe Hok pada tahun 1963, yang ditumbangkan pasangan Denmark Finn Kobbero/Jorgen Hammergaard Hansen 15-10, 4-15 dan 7-15.

Di tahun 1968, wakil-wakil Indonesia mulai menunjukan taringnya dalam ajang itu, mulai dari maestro bulu tangkis Rudy Hartono yang menjadi juara tunggal putra, Minarni Soedaryanto yang menjadi finalis Indonesia di tunggal putri untuk pertama kalinya dan menjadi juara di nomor ganda putri bersama Retno Koestijah.

Selepas tahun tersebut, Indonesia terus mendapatkan gelar di lima nomor berbeda, dengan puncaknya pada tahun 1979 ketika Indonesia berhasil mendapatkan empat gelar melalui Liem Swie King (tunggal putra), Tjun Tjun/Johan Wahjudi (ganda putra), Verawaty Wiharjo/Imelda Wiguno (ganda putri) dan Christian Hadinata/Imelda Wiguno (ganda campuran).

Akan tetapi, setelah tahun tersebut, prestasi Indonesia cenderung menurun di ajang ini, terutama di nomor tunggal putra dan putri di mana setelah Heryanto Arbi dan Susi Susanti pada 1994 mendapatkan gelar, tidak ada lagi atlet tunggal putra maupun putri Indonesia yang mendapatkannya.

Nomor ganda putri juga setali tiga uang, bahkan bisa dibilang prestasinya sangat "seret" di ajang ini selepas pasangan Verawaty Wiharjo/Imelda Wiguno pada tahun 1979.

Hanya di nomor ganda putra dan ganda campuran saja Indonesia masih bisa bicara, kendati tidak setiap tahun wakil-wakil merah putih mendapatkan predikat juara.

Ganda putra Indonesia tercatat berhasil meraih gelar juara pada tahun 2014 melalui Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Sedangkan di nomor ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto meraih gelar juara pada tahun 2016 lalu.

Target 2017 Dengan catatan tim merah putih tersebut, pada gelaran All England yang tahun 2017 ini bakal menyajikan pertarungan 365 atlet yang akan berlaga di lima nomor berbeda, pengusus {usat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) hanya akan bersikap realistis.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susi Susanti menyebut indonesia membidik satu gelar juara dalam dua nomor ganda yaitu ganda putra dan campuran.

"Kami menargetkan pertahankan gelar tahun lalu. Akan tetapi, kami ingin semua sektor juga punya peningkatan prestasi sehingga hasilnya tidak hanya satu gelar saja," kata Susi.

Walau nomornya menjadi andalan untuk mendapatkan gelar, pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto tidak menutup mata akan persaingan di turnamen All England 2017 yang semakin ketat menyusul kehadiran pemain-pemain baru dari berbagai negara.

"Persiapan kami mengikuti All England sudah maksimal. Kami bahkan batal mengikuti kejuaraan Djarum Super Liga di Surabaya agar dapat fokus berlatih. Persaingan saat ini sudah merata dan tidak hanya dikuasai oleh negara-negara seperti China, Korea, ataupun Denmark. Mereka tentu ingin mengalahkan kami sebagai juara bertahan, namun kami akan berusaha," kata Debby.

Kendati hanya menargetkan satu gelar juara dari dua nomor ganda, Susi berharap semua wakil Indonesia minimal bisa mencapai putaran perempat final bahkan lebih, terutama di nomor tunggal putra dan putri yang banyak diisi pemain muda.

Susi berharap dengan banyaknya pemain muda di tunggal putra dan putri di All England 2017 ini dan bisa mencapai target atau melebihi target, bisa berpengaruh pada turnamen-turnamen yang akan diikuti oleh mereka.

"Saat ini, memang kami masih mengandalkan sektor ganda campuran dan ganda putra untuk meraih gelar. Sementara tunggal putra dan tunggal putri masih diisi pemain-pemain muda, prestasinya masih belum stabil meskipun sudah menunjukkan peningkatan," tutur Susi.

"Namun kami harap mereka bisa memperbaiki peringkat dengan minimal masuk ke perempat final atau bahkan lebih untuk poin peringkat dunia mereka sendiri sehingga tidak bertemu dengan pemain unggulan pada pertandingan-pertandingan awal turnamen super series," katanya menambahkan.

Indonesia sendiri akan menurunkan 35 atlet untuk semua nomor yaitu, Sony Dwi Kuncoro, Tommy Sugiarto, Anthony Sinisuka Ginting, Ihsan Maulana Mustofa dan Muhammad Bayu Pangisthu di tunggal putra. Lalu ada Fitriani, Dinar Dyah Ayustine dan Lyanny Alessandra Mainaky akan mewakili Indonesia pada nomor tunggal putri.

Ada juga Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro di ganda putra, serta atlet senior Hendra Setiawan yang juga akan turun dan berpasangan dengan atlet Malaysia Tan Boon Heong.

Lalu ada empat pasangan ganda putri yang merupakan pasangan bongkar pasang yaitu Greysia Polii/Rizki Amelia Pradipta, Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda/Apriani Rahayu dan Tiara Rosalia Nuraidah/Ni Ketut Mahadewi Istirani.

Dan juga Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Praveen Jordan/Debby Susanto, Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti, Alfian Eko Prasetya/Annisa Safika dan Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia yang merupakan lima pasang di nomor ganda campuran yang diandalkan mendapatkan gelar.

Rombongan pemain-pemain Indonesia yang dikabarkan mulai bertolak ke Birmingham malam ini, berangkat ke negeri Ratu Elizabeth dengan iringan harapan dan doa dari seluruh masyarakat di pelosok tanah air seperti pengguna media sosial Twitter, Novita dengan nama akun @novitaulnop.

"Semua pemain INA yang mau main di #AllEngland semangat. Juara lagi di sana yuk! semangat!," tulisnya Akan tetapi beberapa di antaranya terkesan pesimistis, seperti Rizna Maria Hidayah dalam cuitannya di Twitter.

"Ga berharap dari sektor XD (ganda campuran), semoga sektor lain ada kejutan #AllEngland," tulisnya dengan nama akun @RiznaHidayah.

Apapun komentar yang terlontar dari para penggemar bulu tangkis, yang pasti harus diyakini, masyarakat tanah air akan selalu satu suara dalam mendukung para putra dan putri Indonesia terbaik di bulu tangkis, sehingga kibarkanlah Merah Putih dan gaungkan Barclaycard Arena dengan lagu Indonesia Raya di akhir kejuaraan bernama All England itu. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI