"Sebagai manusia biasa saya tdk memungkiri adanya rasa senang atas mengalirnya apresiasi & "pengakuan" dari bapak/ibu/rekan sekalian. Tapi sejujurnya, saya juga khawatir atas ekspektasi atau penilaian yg terlalu tinggi atas diri saya," tulis Sahrul.
Sahrul merendah dengan kemampuan yang dia miliki.
"Sesungguhnya saya belum apa-apa. Berkesempatan menjadi penerjemah Presiden juga sejatinya bukan capaian yg layak dipuji secara berlebihan. Ada banyak orang yg jauh lebih hebat baik di bidang penerjemahan maupun hal lainnya," Sahrul menambahkan.