Ketinggian Air Bengawan Solo Turun Tapi Masih Siaga

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 04 Maret 2017 | 07:44 WIB
Ketinggian Air Bengawan Solo Turun Tapi Masih Siaga
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir cenderung turun, tetapi statusnya masih siaga.

"Bengawan Solo di Bojonegoro masih siaga I-hijau dengan ketinggian mencapai 13,92 meter, Sabtu pukul 06.00 WIB," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro Sulistyo, Sabtu (4/3/2017).

Menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro sempat masuk siaga II tertinggi 14,04 meter pukul 24.00 WIB.

"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir turun, karena ketinggian di daerah hulu Jurug, Solo, Jawa Tengah, juga Ngawi sudah turun sejak sehari lalu," ucap Budi.

Sesuai data, katanya, ketinggian air Bengawan Madiun di Ndungus, Ngawi sempat mencapai 7,40 meter, kemudian turun menjadi 5,60 meter. Budi juga mengatakan potensi air di sejumlah anak sungai Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, antara lain, Kali Kening dari Tuban, yang masuk ke Bengawan Solo di Bojonegoro juga tidak besar.

Oleh karena, ia memperkirakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim, akan terus turun sepanjang tidak ada tambahan air hujan di daerah hulu.

"Ketinggian air di hilir akan terus turun," jelas Budi.

Sementara itu, ketinggian air Bengawan Solo di hilir Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, pagi ini, masing-masing 7,75 meter (siaga II-kuning), 5,54 meter (siaga III-merah), 4,13 meter (siaga II) dan 2,01 meter (siaga II).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo menyebutkan lokasi terdampak luapan Bengawan Solo di 29 desa di delapan kecamatan, antara lain, Kecamatan Trucuk, Kota, Kanor dan Baureno.

Hanya saja, lanjut dia, tidak ada laporan genangan luapan Bengawan Solo merendam pemukiman warga. Meski demikian, Andik meminta masyarakat di sepanjang bantaran meningkatkan kewaspadaan kemungkinan adanya genangan disebabkan air hujan sulit masuk ke Bengawan Solo yang sekarang meninggi.

"Kami juga mewaspadai ancaman banjir bandang, sebab kondisi tanah sudah jenuh air. Kalau saja terjadi hujan lebat berpotensi menimbulkan banjir bandang," kata Andik.

Sesuai laporan dari BPBD Provinsi Jawa Timur banyak di wilayah Jawa Timur, berpotensi terjadi awan hujan (cumulonimbus) yang bisa menimbulkan hujan lebat disertai angin kencang, pada Maret.

"Jajaran penanggulangan bencana sudah kami informasikan untuk meningkatkan kewaspadaan karena adanya ancaman awan "comulonimbus"," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI