Suara.com - Anggota DPR dari daerah pemilihan Banten II Yandri Susanto mempersoalkan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ikut mendampingi Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (1/3/2017).
"Memang dari sisi protokoler sih boleh menyambut, tapi dari sisi etika menurut saya kurang pas. Seorang terdakwa, apalagi penista agama yang disambut ke sumber agama Islam. Menurut saya kurang pas," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional itu di DPR, Rabu (2/3/2017).
Anggota Komisi II DPR khawatir momentum penyambutan Raja Salman dijadikan kampanye bagi Ahok yang sekarang menjadi calon gubernur periode 2017-2022.
"Yang mungkin bahwa Ahok ini bisa diterima Raja Arab, mungkin ada kampanye terselubung juga di situ," kata dia.
Tapi bagi sebagian kalangan, hal itu wajar saja, mengingat Ahok merupakan tuan rumah di Jakarta.
Walaupun peristiwa itu ditanggapi dengan berbagai perspektif, Ahok tetap santai.
Usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Ahok mengatakan tentu saja senang bisa menyalami Raja Salman.
"Senanglah, salaman sama Raja, kan," kata Ahok.
Ahok kemudian mengatakan dia ingin berbagi dengan wakilnya, Djarot Syaiful Hidayat, untuk bersalaman dengan Raja Salman. Ahok mengatakan sudah meminta Djarot untuk ikut mendampingi acara pelepasan Raja Salman di Bandar Udara Halim Perdanakusuma pada Sabtu (4/3/2017). Setelah agenda kenegaraan di Jakarta selesai, Raja Salman akan berlibur ke Bali sampai 9 Maret.
"Makanya nanti waktu berangkat ke Bali, saya minta Pak Djarot yang ngantar. Supaya Pak Djarot ngerasain salaman sama Raja. Pak Djarot juga pengin, kan," ujar dia.