Suara.com - Komite Aksi Bersama International Women's Day Alghiffari Aqsa mengatakan kebebasan mengeluarkan pendapat dan ekspresi telah dijamin undang-undang, namun pada praktiknya aparat keamanan sering melanggarnya.
"Tindakan negara yang terlampau represif kembali ditunjukkan pada aksi protes di depan Kedutaan Arab Saudi sebagai dukungan terhadap buruh migran Indonesia di Arab Saudi yang, antara lain dihadiri oleh massa gabungan dari Serikat Buruh Migran Indonesia dan Solidaritas Perempuan, LBH Jakarta siang tadi. Alih-alih dapat menyuarakan aspirasi mengenai kegelisahan akan nasib buruh migran Indonesia yang banyak mengalami penindasan di Arab Saudi, massa aksi justru mengalami represi, intimidasi yang berujung pada pembubaran serta penangkapan dan sejumlah kekerasan," katanya.
Padahal, kata Alghiffari, aksi tersebut sangat penting, mengingat saat ini momentumnya pas, dimana Raja Arab Saudi datang ke Jakarta.
"Kondisi Buruh Migran Indonesia yang mayoritas Perempuan Buruh Migran yang bekerja di Arab Saudi tidak kunjung membaik," kata Alghiffari.
Alghiffari menyontohkan berbagai kasus eksploitasi serta kriminalisasi yang terjadi terhadap buruh migran, terutama di Arab Saudi.
"Siksaan tanpa henti serta hukuman mati merupakan fakta resiko yang harus dihadapi oleh Buruh Migran Indonesia. Pemerintah Indonesia dengan kedatangan raja Salman saat ini seakan menutup mata terhadap fakta-fakta tersebut," kata Alghiffari.
Alghiffari mengatakan kebijakan-kebijakan dan tindakan pemerintah cenderung reaktif dan parsial karena tidak menyentuh akar persoalan serta tidak memperhitungkan dampak sosial dan hukum yang ditimbulkan. Salah satunya, kata dia, dikeluarkannya Keputusan Menteri 260 Tahun 2015 yang melarang pengiriman TKI pada pengguna perseorangan di negara Timur Tengah justru berbuah pada terjadinya peningkatan perdagangan orang di Arab Saudi pada tahun 2015.
"Seakan tidak mempunyai itikad baik untuk memperbaiki keadaan, kini pemerintah Indonesia mengadakan kerjasama dengan Arab Saudi tanpa menjadikan isu perlindungan BMI di Arab Saudi. Jelas hal ini harus dikecam mengingat masih masifnya pelanggaran hak dan kekerasan terhadap BMI, PBM di Arab Saudi," kata dia.
Dia menyayangkan aksi damai Keluarga Buruh Migran siang tadi dibubarkan polisi dengan alasan mengganggu kepentingan umum.
"Aparat kepolisian mulai melakukan intimidasi dengan membentak serta mendorong paksa yang tidak mau meninggalkan lokasi unjuk rasa. Seakan tidak puas dengan hanya membentak dan mendorong massa, aparat kepolisian mulai menyeret secara paksa sekitar 12 orang aksi ke dalam kendaraan panser dengan rencana untuk membawa seluruh pihak yang ditangkap ke Polda Metro Jaya guna pemeriksaan lebih lanjut," kata dia.
BERITA TERKAIT
BREAKING NEWS! FIFA Rilis Ranking Terbaru, Timnas Indonesia Peringkat Berapa?
28 November 2024 | 21:38 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI