Suara.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte dikritik terkait beredarnya foto ratusan narapidana narkoba duduk telanjang di dalam penjara. Para napi di penjara Cebu tersebut kala itu sedang diperiksa terkait dugaan praktik penyelundupan narkoba.
Di foto yang dirilis Lembaga Pemberantasan Narkotika Filipina tampak ratusan narapidana telanjang sambil duduk bersila. Di bawah lampu sorot, sejumlah polisi terlihat berjaga dengan senjata lengkap.
Dalam operasi tersebut, aparat berhasil mengamankan beberapa paket zat methamphetamines, mariyuana, senjata tajam, serta telepon genggam. Aktivis kemanusiaan pun bereaksi dan memprotes keras foto yang beredar di media sosial itu.
"Ini merupakan aksi kekejaman, tak berprikemanusiaan, dan melecehkan para tahanan," kata Badan Amnesty Internasional dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Menhub Tegaskan Pengerjaan Proyek MRT Tahap 2 dan 3 Dipercepat
Sementara itu, merujuk standarisasi PBB serta hukum Filipina, Badan Amnesti Internasional mengatakan Presiden Rodrigo Duterte wajib memastikan para napi tak mengalami penyiksaan dan perlakukan buruk selama menjalani masa tahanan.
Sementara itu, Organisasi Pengawas HAM mengatakan operasi mengungkap penyelundupan narkoba di dalam penjara semestinya tak mengoyak hak dan privasi narapidana.
"Operasi pencarian (narkoba) sangat tidak manusiawi dan mencederai privasi mereka. harusnya, foto tersebut diambil atas seizin mereka." tandasnya.
Baca Juga: Tak Bisa Salami Raja Salman yang Penting Bisa Salat Satu Atap