Salah satu upaya menjawab teka-teki apakah ginjal Sri Rabitah, TKI asal Lombok Utara, NTB, diambil atau tidak, adalah dengan mengetahui keterangan rekam medis (medical report) dari RS Hamad, Qatar. Namun, rumah sakit yang telah melakukan operasi terhadap Sri Rabitah tersebut baru akan memberikan rekam medik Selasa pekan depan (7/3/2017).
“Kami masih menunggu rekam medisnya. Selasa pekan depan baru diberikan,” demikian laporan tertulis yang disampaikan oleh Atase Ketenagakerjaan pada Kedutaan Besar Republik Indonesia Qatar, Agus Widayat yang disampaikan kepada Direktur Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Kementrian Ketenagakerjaan RI, R. Soes Hindharno, di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Lantas apakah operasi yang dilakukan itu untuk mengambil ginjal atau tindakan operasi lainnya? “Belum ada kejelasan apakah operasi yang dilakukan adalah untuk mengangkat ginjal, atau operasi untuk tindakan lain,” kata Soes, menirukan keterangan Agus.
Meski baru akan memberikan medical report, pada Selasa pekan depan, namun pihak RS Hamad menyatakan concern terhadap kasus ini. Mereka juga telah memberikan keterangan awal yang menyatakan, berdasarkan catatan medis, tim dokter menduga sakit ginjal yang dialami Sri Rabitah telah terjadi sejak sebelum berangkat ke Qatar.
Baca Juga: Asuransi Mitra TKI Tanggung Biaya Operasi Sri Rabitah
Melalui peran dan komunikasi yang dilakukan oleh Atase Ketenagakerjaan di Qatar, Kementrian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk mengawal kasus yang menimpa Sri Rabitah sampai tuntas. Termasuk jika terbukti adanya dugaan pencurian organ tubuh, meski dalam keterangannya, pihak RS Hamad melakukan tindakan operasi sudah sepersetujuan yang bersangkutan.
Kabar dugaan telah terjadi pencurian ginjal muncul setelah pada 21 Februari lalu diperoleh keterangan dari dokter RSUP NTB yang menyatakan ginjal bagian kanan Sri Rabitah telah tiada. Perempuan ini ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya yang kian memburuk. Sejak saat itu, Sri Rabitah menduga ginjalnya diambil saat menjalani operasi di RS Hamad, Qatar pada Agustus 2014.
Berita hilangnya ginjal menjadi kontroversial karena pada 28 Maret 2016, pihak RSUP NTB menyatakan jika ginjal Sri Rabitah masih utuh, hanya terjadi kerusakan.