Mengulas Kembali Kunjungan Raja Arab ke Indonesia 47 Tahun Silam

Ardi Mandiri Suara.Com
Rabu, 01 Maret 2017 | 11:51 WIB
Mengulas Kembali Kunjungan Raja Arab ke Indonesia 47 Tahun Silam
Raja Faisal ketika bertemu Presiden Soeharto. [hmsoeharto.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz merupakan peristiwa bersejarah bagi Indonesia. Betapa tidak, kunjungan terakhir Raja Arab, terakhir kali terjadi pada 47 tahun silam.

Pada 10 Juni 1970, Raja Faisal, yang memangku jabatan tertinggi Kerajaan Arab Saudi kala itu, mengunjungi Indonesia. Kunjungan itu adalah yang pertama terjadi sepanjang hubungan kedua negara.

Saat itu, Raja Faisal disambut oleh Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto. Upacara penyambutan dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Usai berjabat tangan, Presiden Soeharto mengajak Raja Faisal ke ruang kepresidenan. Di ruangan itu, kedua pemimpin negara duduk di kursi panjang secara bersamaan, sementara Ibu Negara duduk di kursi lainnya, dekat Presiden Soeharto.

Baca Juga: Fakta Unik Pangeran Arab Fahd Bin Faisal, Nomor 4 Bikin Syok

Adapula Menteri Luar Negeri Adam Malik, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi H Aminudin Aziz, Menteri Negara Idham Chalid dan rombongan Raja Faisal --yang jumlahnya kalah banyak ketimbang rombongan yang dibawa Raja Salman saat ini.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Soeharto dan Raja Faisal menyepakati sejumlah hal. Berfokus pada politik luar negeri kedua negara.

Presiden Soeharto menyatakan bahwa Indonesia telah mengusahakan agar Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1967 yang mengutuk pendudukan Israel atas Palestina, dilaksanakan sepenuhnya.

Indonesia juga mendorong Konferensi Jeddah yang diprakasai Raja Faisal agar dapat terlaksana demi penyelesaian krisis Timur Tengah.

Baca Juga: Inilah Nasi Kesukaan Raja Salman!

Menyikapi pernyataan Presiden Soeharto, Raja Faisal memberikan apresiasi. Raja Faisal mengatakan hubungan kedua negara akan terus diperkuat. Apalagi, hubungan kedua negara juga memiliki tradisi yang didasarkan atas kepercayaan terhadap Allah dan Rasulullah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI