Suara.com - Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno meminta pemerintah Provinsi Jakarta jangan mencairkan dana bantuan sosial menjelang pilkada putaran kedua karena rentan disalahgunakan.
"Hal itu akan membuat masyarakat berpikir lain dan termasuk kampanye terselubung. Karena akan berdampak negatif," kata wakil ketua tim Anies-Sandiaga, Muhammad Taufik, di posko Anies-Sandiaga, Jalan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2017).
Taufik mengaku sudah mendapat informasi mengenai pencairan dana bansos dari timnya. Pencairan bansos lewat program Kartu Jakarta Pintar, katanya, telah dilakukan di wilayah Jakarta Selatan.
"Wali kota Jakarta Selatan saya telepon katanya tidak mengetahui hal itu," ujar Taufik.
Menurut Taufik pencairan bansos KJP tersebut melanggar aturan karena seharusnya dicairkan di sekolah, namun menurut informasi dicairkan di kelurahan.
Selain itu, Bank DKI yang mencairkan juga diduga melakukan pelanggaran karena menyetujui pencairan dana pada hari Minggu.
"Saya minta bidang hukum untuk melaporkan. Memang aneh-aneh menjelang pilkada. Saya minta stop tindakan yang melukai demokrasi," kata Taufik.
Pilkada Jakarta putaran kedua diikuti pasangan Anies-Sandiaga dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Ahok dan Djarot merupakan pasangan petahana.
Tambah dukungan
Setelah jagoannya gugur di pilkada Jakarta putaran pertama, relawan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni merapatkan barisan ke pasangan Anies-Sandiaga.