Isu Boikot Jenazah Pro Ahok, Ini Bahaya Politik Praktis di Masjid

Senin, 27 Februari 2017 | 13:41 WIB
Isu Boikot Jenazah Pro Ahok, Ini Bahaya Politik Praktis di Masjid
Azyumardi Azra [suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guru besar sejarah dan peradaban Islam dari Universitas Islam Negeri Jakarta Azyumardi Azra menyayangkan adanya aktivitas politik praktis di lingkungan masjid. Pernyataan Azyumardi untuk menanggapi pemasangan spanduk di masjid yang bertuliskan "masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama" menjelang pilkada Jakarta putaran kedua pada 19 April 2017.

"Sebab kalau sudah politik partisan dan politik kekuasaan, maka akan terjadilah dukung mendukung kekuatan politik tertentu, figur politik tertentu, mendiskreditkan lawan politik. Itu membuat umat terpecah belah," kata Azyumardi di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2017).

Azyumardi kemudian menyinggung aktivitas mobilisasi massa untuk demonstrasi sejak 4 November 2016 di Masjid Istiqlal.

"Sebaiknya itu dihindarilah. Sejak peristiwa aksi massa 4 November 2016, terutama. Itu, kan jelas sekali. Itu politik partisan. Seharusnya Istiqlal dijaga kesuciannya oleh pengurusnya. Saya nggak tahu kenapa itu bisa terjadi," ujar Azyumardi.

Azyumardi mengatakan tidak salah bagi setiap orang yang ingin menyalurkan syahwat politik, namun harus tahu tempat. Masjid, kata dia, bukan tempat yang tepat untuk berpolitik. Masjid adalah tempatnya mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Kalau mau politik partisan silakan di luar masjid. Mau di Monas sana. Atau dimana. Asal jangan di masjid," kata Azyumardi.

Azyumardi mengatakan jika aktivitas politik praktis dibiarkan berlangsung di masjid, tidak menutup kemungkinan memicu perpecahan antar umat. Sebab, setiap umat memiliki aspirasi politik sendiri-sendiri.

"Saya nggak perlu jelaskan, tapi kita pasti paham maksud saya. Dukung mendukung, kemudian mendiskreditkan orang lain atas dasar agama. Itu memecah belah jamaah. Memecah belah umat," kata Azyumardi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI