Cerita Relawan SLRT Pastikan Warga Adil Menerima Bansos

Sabtu, 25 Februari 2017 | 23:44 WIB
Cerita Relawan SLRT Pastikan Warga Adil Menerima Bansos
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Kabupaten Tapin. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saban pagi, Masrah plesir dari desa ke desa di kawasan Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Dia mendatangi rumah-rumah warga miskin di sebuah kabupaten terpencil itu.

Menggunakan motor bebeknya, Masrah membawa tas dan sebuah tablet pintar hitamnya. Menelusuri jalan setapak, perempuan berjilbab itu harus ekstra hati-hati lantaran jalan tak mulus. Fokus menyetir motor, perempuan 25 tahunan itu ditemani bentangan sawah di kanan kirinya.

Masrah adalah fasilitator program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT). Tugasnya mendata dan memastikan warga di sana terdaftar menerima berbagai bantuan sosial dari negara. Bantun sosial itu di antaranya Kartu Indonesia Sehat dan Rastra (dulu Raskin). Data warga, dia unggah ke sebuah aplikasi di android. Dia memasukan data mulai dari nomor induk KTP, nama, keluarga sampai keluhan warga terkait bansos.

Kabupaten Tapin salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan yang mempunyai luas wilayah 2.700 km persegi. Kabupaten seluas itu, hanya mempunyai warga sebanyak 326.812 jiwa (data BPS 2012). Sehingga jarak antar rumah warga berjauhan. Jarak waktu tempuh antar rumah yang dikunjungi Masrah 30 menit. Itu jarak tempuh tanpa kemacetan.

Baca Juga: Himpunan Bank BUMN Incar Jadi Penyalur Bantuan Sosial Non Tunai

Di Kabupaten Tapin, Masrah bertugas bersama 50 fasilitator lainnya. Mereka adalah relawan Dinas Sosial kabupaten yang berdiri pada November 1965 itu. Satu orang bertanggungjawab mendata 3 desa.

Berbincang dengan suara.com di Kantor Dinsos Kabupaten Tapin, Masrah menemukan kesulitan mendata warga miskin penerima bansos. Sebab di sana, warga termasuk sibuk.

“Mereka bertani mulai pagi sampai siang, setelah itu siang sampai malam dilanjutkan dengan bertani lagi. Jadi kadang kami tidak bertemu di rumah. Mereka adanya malam, tapi kami nggak berani jalan karena jalanan sepi. Dalam sehari, jauh-jauh jalan sering tidak dapat data,” kata Masrah.

SLRT merupakan sistem yang mengidentifikasi kebutuhan masyarakat miskin dan rentan. Sistem ini menghubungkan mereka dengan program dan layanan yang dikelola pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota) sesuai dengan kebutuhan mereka.

SLRT juga membantu mengidentifikasi keluhan masyarakat miskin dan rentan, melakukan rujukan, dan memantau penanganan keluhan untuk memastikan keluhan-keluhan tersebut ditangani dengan baik.

Baca Juga: Presiden Serahkan Bantuan Sosial di Balikpapan

Dalam pelaksanaannya, SLRT bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI