Senada dengan Frans Sarong, jurnalis senior Dion D.B. Putra menyampaikan duka citanya mendalam atas kepergian Gerson Poyk, sastrawan asal Rote Ndao itu.
Pemimpin redaksi sebuah harian umum terbitan Kota Kupang itu, mengaku bangga memiliki seorang satrawan yang terkenal dan menjadi satu-satunya sastrawan NTT yang memiliki sederet karya yang patut dibanggakan.
Seluruh karyanya, kata Ketua PWI NTT itu, juga menjadi bagian dalam sumber diskusi mahasiswa di seantero dunia ini.
"Saya bahkan punya pengalaman melihat langsung bagaimana mahasiswa sastra di Australia mendiskusikan karya Om Gerson berjudul 'Poli Wolo' dalam perkuliahannya. Ini sangat membanggakan kita," katanya.
Baca Juga: Syarifa Rahima, Sastrawan Belia & Pengusaha Cafe Moco
Menurut Dion, NTT belum pernah mencetak sosok sastrawan yang sekaliber Gerson Poyk dalam perjalanan sastra di daerah itu dan secara nasional.
"Dialah satu-satunya sastrawan yang berkelas dan tidak ada lainnya," katanya.
Kendati demikian, sebagai generasi baru, diharap dengan jalan yang telah dirintis Gerson Poyk, akan ada dan akan lahir sejumlah Gerson Poyk baru untuk tetap mengawal karya sastra di daerah itu dan Indonesia pada umumnya.
"Saya sangat bangga memiliki tokoh dan senior seorang sastrawan yang sangat berkelas dan memiliki kemampuan mendunia," kata Dion Putra.
Gerson Poyk lahir di Namodele Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, NTT pada 16 Juni 1931.
Baca Juga: Umberto Eco, Sastrawan Italia, Wafat di Usia 84
Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya yang dimuat di media massa dan dijadikan rujukan dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.