Suara.com - Hujan lebat yang mengguyur beberapa waktu lalu membuat sebagian wilayah DKI Jakarta teredam banjir. Namun, untungnya banjir tersebut tidak sampai melanda Istana Negara.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Contohnya seperti pada 9 Februari 2015, di mana kantor orang nomor satu di Indonesia itu sempat tergenang air setinggi 30 cm.
Gedung-gedung di kompleks Istana Kepresidenan yang tergenang air, yakni Wisma Negara. Wisma Negara merupakan tempat para tamu negara yang terletak di samping Istana Negara.
Sementara, hujan dengan intensitas tinggi yang sempat melanda Jakarta pada, Selasa (21/2/2017) lalu, tidak sampai membuat Istana Negara tergenang.
Baca Juga: Ini Lima Kandidat Pengisi 'Kursi Panas' Ranieri di Leicester
Rupanya ada teknik tersendiri agar kompleks Istana Negara tidak tergenang. Diantaranya berkoordinasi secara intensif dengan petugas yang berjaga di Pintu Air Katulampa, Bogor.
"Kami di sini kerjanya sudah sesuai dengan SOP atau ada arahan dari pimpinan sesuai dengan naik tingginya air," kata Karlian Seka ketika ditemui Suara.com di kantor Pintu Air Manggarai, Jalan Tambak, Manggarai, Jakarta Pusat, Jumat (24/2/2017).
"Iya memang ada instruksi kalau soal itu--agar banjir tidak sampai melanda Istana Negara. Dampaknya pasti ke daerah lain," lanjutnya.
Karlian menambahkan, jika sudah ada laporan dari petugas di Pintu Air Katulampa bakal ada kiriman air, maka dia bakal segera bertindak.
"Kalau sudah ada telepon dan debit air cukup banyak (dari Katulampa) kami bakal bertindak. Kaya membuka tutup air berapa meter dan kalau sudah kembali normal kita tutup lagi," jelasnya.
Baca Juga: Tepis Isu Lorenzo Akan Senasib dengan Rossi, Ini Alasan Ducati
Petugas jaga di Pintu Manggarai akan mencatat ketinggian air setiap satu jam. Karena SOP yang ketat ini, Karlian menyebut dia bersama lima orang rekannya bekerja menjaga pintu air selama 24 jam penuh.
Kerja selama 24 jam membuat Karlian jarang mendapatkan waktu bersama keluarga. Namun, dia maupun keluarganya tidak mempermasalahkan hal itu, karena sudah saling mengerti.
"Bagaimana ya mas, namanya bekerja seperti ini sudah menjadi tuntutan. Kalau dari saya sendiri, keluarga di rumah tidak mempermasalahkan, karena mereka juga sudah tahu," pungkasnya.