Kemana Partai Islam Pendukung Agus Merapat, Ahok atau Anies?

Jum'at, 24 Februari 2017 | 12:23 WIB
Kemana Partai Islam Pendukung Agus Merapat, Ahok atau Anies?
Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Calon Wakil Gubernur Sylviana Murni memberikan salam usai memberikan pernyataan penutup dalam debat ketiga Pilkada DKI Jakarta di Jakarta, Jumat (10/2) [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti ‎memprediksi kompetisi pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di bursa pilkada Jakarta putaran kedua (19 April 2017) akan berlangsung ketat dengan perolehan suara selisihnya tipis.

‎"Hampir dapat dipastikan bahwa putaran kedua ini akan tetap ketat. Selisih suara yang tipis membuat kedua paslon ini memiliki kans yang sama untuk menjadi gubernur terpilih," kata Ray kepada Suara.com, Jumat (24/2/2017).

Menurut Ray tingkat soliditas pemilih kedua pasangan seimbang, sekalipun Ahok terkesan lebih tinggi.

Pada pilkada putaran pertama diikuti oleh tiga pasangan. Namun pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni rontok karena perolehan suara mereka jauh di bawah dua rival. Pasangan kubu Cikeas ini diusung oleh Demokrat, PPP, PAN, dan PKB.

Ray yakin dukungan Demokrat dan tiga partai berbasis Islam yang sebelumnya mengusung Agus-Sylviana ikut menentukan kemenangan di putaran kedua.

"Masalahnya, di antara dua paslon ini belum tentu mendapatkan secara mutlak limpahan pemilih Agus. Bahkan bisa jadi, pemilih Agus akan terbelah kepada dua paslon ini dengan merata," kata dia.‎

Namun sekarang sikap keempat partai belum dideklarasikan, meskipun secara personal sudah lari ke sana kemari. Menurut analisa Ray, pendukung PAN condong merapat ke kubu Anies-Sandiaga. Sebab, sejak awal, PAN memang berseberangan dengan Ahok, terutama sejak terjerat kasus dugaan penistaan agama.

"Sedangkan tiga partai lain, nampaknya, masih melihat-lihat," tuturnya.

Meski PKB masih berdiam diri, menurut analisa Ray, mereka cenderung mendukung Ahok. Sebab, kata Ray, tidak ada kendala teologis yang membuat mereka berjarak.

PKB, kata Ray, bersikap netral dalam kasus yang menjerat Ahok. PKB, katanya, tidak terlalu terpengaruh isu agama.

"Masalah lainnya adalah kesulitan kultural PKB dengan basis pendukung Anis yang lebih didominasi PKS dan aliran Islam keras. Sebagai partai yang dihuni mayoritas warga NU, langkah PKB untuk merapat ke Anies tentu akan sedikit terhalang pada aspek kultural ini. NU adalah salah satu ormas yang mengusung agenda Islam Nusantara, yang mendapat kritikan keras dan tajam dari kelompok Islam keras," kata Ray.‎

Posisi PKB sebagai anggota koalisi pendukung pemerintah yang dipimpin PDI Perjuangan juga akan mempengaruhi keputusan. Menurut Ray, PKB bisa jadi memanfaatkan momentum pilkada untuk membuktikan kontribusi mereka sebagai anggota Koalisi Indonesia Hebat. Sebab, beberapa bulan terakhir muncul kesan hubungan PKB dan koalisi renggang, puncaknya mereka malah mendukung Agus. 

Sementara PPP, kata Ray, dualisme kepemimpinan yang terjadi di organisasi tersebut turut mempengaruhi sikap mereka. Di pilkada putaran pertama kubu Romahurmuziy mendukung Agus, sementara kubu Djan Fariz merapat ke Ahok.

"Masalahnya, apakah mungkin bagi kepengurusan Romi untuk sama-sama menjatuhkan pilihan ke Ahok. Di sinilah pembedaanya. Artinya, PPP bisa jadi tetap terbelah dua," katanya.

Itu sebabnya, Ray memprediksi perolehan suara di pilkada putaran kedua bersaing. Masing-masing memiliki peluang besar mendapatkan tambahan dukungan dari pendukung Agus.

"Kedua paslon nampaknya memiliki irisan terhadap pemiliu Agus, sekalipun dasar dari irisan itu berbeda. Hanya, yang mungkin sedikit membuat Ahok agak bernafas adalah fakta selisih suara antara dirinya dengan Anis sebagai pesaingnya ada sekitar tiga persen. Artinya jarak Ahok kepada kemenangan jauh lebih dekat dibandingkan Anis," tutur dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI