Suara.com - Tokoh masyarakat Habib Novel Chaidir Hasan Bamukmin mendukung sikap pengurus masjid dan musala di Jakarta menolak mengurus kematian, menolak menyalatkan, dan menolak mendoakan jenazah warga yang mendukung pemimpin yang dianggap menistakan agama. Pesan tersebut diarahkan kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), calon gubernur Jakarta yang kini berstatus terdakwa kasus penodaan agama.
"Ini terlepas dari ormas apapun, terlepas dari urusan pilkada, ini adalah keputusan hukum daripada syariat Islam. Jadi banyak ulama, ustadz, dai, pengurus masjid mengambil sikap, termasuk saya juga. Saya pribadi imbau teman-teman di masjid atau musala jangan salatkan orang-orang yang telah mendukung gubernur yang menista agama karena haram. Mutlak," kata Novel kepada Suara.com.
Novel menegaskan bahwa sikapnya kali ini tidak mewakili Front Pembela Islam.
Novel menambahkan pesan tersebut juga akan dia sampaikan saat nanti menjadi khatib salat Jumat siang ini. Dia menekankan sikap ini dalam konteks kenegaraan di daerah mayoritas Islam.
"Jadi mereka ulama, ustadz, kyai, memberikan imbauan itu sangat tepat. Perlu dimaklumi dan perlu diketahui. Ini adalah hukum syariat, terlepas dari pilkada," kata dia.
Salah satu masjid yang memasang spanduk berisi berisi tulisan: Masjid Ini Tidak Mensholatkan Jenazah Pendukung dan Pembela Penista Agama, terdapat di Jakarta Selatan.
Novel membantah pemasangan spanduk tersebut merupakan ide FPI.
"Perlu dijelaskan. Tidak ada hubungan dengan FPI. FPI justru tidak pernah mengeluarkan pendapat semacam ini," kata dia.
Novel mengungkapkan spanduk berisi pesan seperti itu ada di banyak masjid dan musala di Jakarta.
"Bukan di Al Jihad saja. Ada juga di daerah Jakarta Selatan, banyak. Di Jakarta Pusat di daerah Kota, Pekojan, juga," kata Novel.