Suara.com - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok menjelaskan anatomi posisi Partai Demokrat menjelang pilkada Jakarta putaran kedua yang akan diselenggarakan pada 19 April 2017.
"Anatominya (mendukung) ke Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Tetapi soal keterbukaan, belum dapat disampaikan sekarang, masih menunggu hasil formil hitungan (pilkada putaran pertama) KPUD, persisnya (angkat) seperti apa," kata Mubarok kepada Suara.com, pagi ini.
Meski pasangan yang diusung Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, sudah mundur, kata Mubarok, Demokrat belum mau buru-buru mengumumkan sikap.
"Ya, namanya politik kan ada nada, ada ritme, ada harmoni. Kalau relawan (Agus) sudah dukung Anies. Kalau partai ya nunggu waktu yang tepat," katanya.
Tapi, kata Mubarok, tetap ada sebagian kecil orang yang mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
"Ada sedikit yang ke Ahok. Mereka nggak ngomong pilih Ahok (secara terbuka) dengan deklarasi," kata Mubarok.
Mubarok mengatakan mereka mendukung Anies-Sandiaga karena dianggap lebih rasional. Sikap Anies dan Sandiaga yang tidak pro terhadap reklamasi Teluk Jakarta, misalnya, menjadi salah satu alasan.
"Lebih rasional. Misalnya kaitan dengan isu reklamasi, serbuan pekerja Cina. Itu kan sangat strategis," kata dia.
Mubarok meyakini di pilkada Jakarta putaran pertama lalu terjadi kecurangan-kecurangan, misalnya permainan uang, namun susah untuk dibuktikan.
"Permainan uang luar biasa, tapi kan susah dibuktikan, sementara polisi tidak tertarik dengan itu (mengusut)," katanya.