PAN Buka Peluang Kembalinya Koalisi Kekeluargaan di Jakarta

Kamis, 23 Februari 2017 | 23:49 WIB
PAN Buka Peluang Kembalinya Koalisi Kekeluargaan di Jakarta
Tujuh perwakilan partai politik saat membentuk Koalisi Kekeluargaan jelang Pilkada DKI Jakarta. [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Amanat Nasional membuka peluang kembalinya Koalisi Kekeluargaan yang terdiri dari Partai Gerindra, PDI Perjuangan, PKS, PAN, PKB, PPP dan Demokrat.

Peluang koalisi itu akan terealisasi jika empat partai pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, yakni Demokrat, PAN, PKB dan PPP mengalihkan dukungan kepada Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

"Tidak menutup kemungkinan koalisi kekeluargaan yang awal-awal kami gaungkan, bisa terjadi lagi di putaran kedua ini," kata Eko di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2017) malam.

Ketujuh partai itu sempat membentuk koalisi sebelum pertarungan di Pilkada DKI Jakarta dimulai. Namun, apabila koalisi kekeluargaan itu kembali terjalin, dipastikan PDI Perjuangan tidak akan ada lagi di dalamnya, karena sudah menjadi partai pengusung Basuki Tjahja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Menurut Eko, komunikasi politik antara PKB, PPP, PAN, Demokrat, Gerindra dan PKS sudah terjalin.

"Mudah-mudahan koalisi kekeluargaan benar-benar ini bisa jadi bagian dan menghantarkan cagub-cawagub yang terbaik," ujar Eko.

Lebih lanjut, meskipun sudah ada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PAN melakukan deklarasi untuk Anies-Sandi, tapi DPW dan DPP PAN belum mau mengambil keputusan karena belum semua tataran basis menyampaikan aspirasi.

"Kita lihat juga nih, masih ada banyak wilayah, belum underground-nya yang lain kayak perempuan muslimah PAN dan yang lain. Komunikasi tetap jalan, paslon nomor dua dan tiga (Ahok-Djarot dan Anies-Sandi)," tutur Eko.

Sementara ini, kata dia, DPW dan DPP PAN sedang melakukan evaluasi di internal. Komunikasi dengan tiga partai pengusung Agus-Sylvi lainnya juga terus dibangun. Kata dia, hal ini sekedar untuk mengetahui dimana letak kesalahannya sehingga Agus-Sylvi mendapat suara paling sedikit di Pilkada DKI Jakarta putaran pertama.

"Dalam rangka evaluasi itulah kami nanti, PAN, memutuskan mencalonkan siapa nantinya. Keputusannya mungkin di awal-awal Maret lah," kata Eko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI