Suara.com - Dalam rapat kerja dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Rabu (22/2/2017), anggota Komisi III Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Herman Herry mempertanyakan keberadaan kelompok Satgas Merah Putih yang ada di tubuh Polri.
"Karena WA (whatsapp) juga tidak dijawab, terpaksa saya tanya di sini," kata Herman.
Menurut Herman satgas sejatinya dibentuk atas dasar situasi yang mendesak.
Tapi dalam konteks Satgas Merah Putih, Herman menemukan indikasi mereka mendapatkan perlakuan ekseklusif.
"Ada beberapa yang saya kritisi, pembentukan ini seolah-olah berkumpul polisi yang kesannya ekseklusif, polisi darah biru. Kapolri membentuk kelompoknya sendiri," kata dia.
Herman mengatakan pembentukan satgas yang hanya diisi oleh kelompok tertentu, justru kontraproduktif dengan soliditas Polri.
Selain itu, kata Herman, hal tersebut juga dapat menimbulkan kecemburuan. Padahal, kata dia, Tito sudah berjanji untuk meningkatkan soliditas institusi ketika dilantik menjadi Kapolri.
"Satgas memberikan kecemburuan, perpecahan di dalam Polri. Terkesan hanya diistimewakan yang ada di situ," katanya.
Herman juga mempertanyakan nomenklatur anggaran pembentukan Satgas Merah Putih yang berisi 87 anggota.
"Satgas dibentuk nomenklatur anggaran darimana?" kata Herman.
Dengan adanya satgas tersebut, Herman menyimpulkan ada tiga klaster di kepolisian. Dia menyebut ada anggota polisi darah merah, polisi darah hitam, dan darah biru.
"Darah biru ini yang bisa mengisi di tingkat kapolres-kapolres penting, darah merah yang ada di daerah-daerah, dan darah hitam yang ada di sengsara dan mati di daerah pedalaman," kata dia.
Anggota DPR Sebut Ada Polisi Darah Merah, Hitam, dan Biru
Rabu, 22 Februari 2017 | 12:07 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Gubernur Bengkulu Kena OTT KPK, Mendagri Tunjuk Rosjonsyah Jadi Plt
25 November 2024 | 21:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI