Suara.com - Aksi ‘Bela Islam’ 212 Jilid II, Selasa (21/2/2017) ini jauh lebih sepi dibanding aksi 212 Jilid I pada 2 Desember 2016 tahun lalu. Hanya sekira seribuan massa yang mengenakan pakaian serba putih.
Balik ke kisah aksi 212, Jumat (2/12/2016) lalu. Massa dari luar Jakarta mulai berdatangan ke Masjid Istiglal, Kamis malamnya. Kegiatan dimulai sejak salat subuh berjamaah. Selepas pukul 06.00 WIB, massa mulai berjalan ke arah lapangan Monas. Di sana, mereka akan mendengarkan orasi berbagai pihak dan salat Jumatbersama.
Di demo itu massa menuntut calon guberur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ditangkap dan dipenjara karena dianggap menistakan atau menodai agama setelah menyutip makna surat Al Maidah saat pidato di Pulau Peramuka, Kepulauan Seribu pada 27 September 2016 saat masih aktif jadi gubernur.
Beda dengan aksi 4 November 2016 atau 411 yang berakhir rusuh. Aksi 212 Jilid I berlangsung damai. Bahkan Presiden Joko Widodo datang dan sempat berpidato di tengah kerumunan jutaan massa berpakaian putih.
Baca Juga: Pendemo 212 Anti Ahok Bubar
Saat itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengapresiasi jalannya demo karena dinilai lancar dan aman. Polisi tidak mendapatkan laporan tentang kejadian anarkis. Kesaksian Tito diamini oleh Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono saat itu, juga tidak ada sampah berserakan.
"Saya dapat laporan dari DKI, tidak ada satu pohon pun yang patah, tidak ada satu cabang pun yang patah,”kata dia.
Ratusan kantong berisi sampah memenuhi kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan dan Jalan Medan Merdeka Barat persisnya di depan Patung Arjuna Wiwaha.
Ratusan kantong hitam berisi sampah terbungkus rapih berjejeran di depan patung Arjuna Wiwaha dan di sepanjang jalan Jalan Medan Merdeka Selatan.
Baca Juga: Pendemo 212 Bandingkan Ahok dengan Lia 'Eden'
Ratusan relawan yang ikut aksi damai 2 Desember pun membersihkan sampah-sampah bekas makanan dan minuman yang berserakan dan sampah kardus serta koran yang basah usai diguyur hujan Salat Jumat berjamaah.
Hampir semua tokoh agama hadir di demo itu, bahkan ustad kondang Aa Gym juga datang. Termasuk Penggerak demo dari GNPF MUI Bachtiar Nasir dan pimpinan FPI Rizieq Shihab. Hanya saja, demo saat itu diikuti dengan peristiwa penangkapan belasan aktivis yang dituduh melakukan makar dan penghinaan terhadap Presiden Jokowi.
Sementara Selasa pagi tadi, Aksi 212 Jilid II sepi pendemo. Mereka berdemo di depan Gedung DPR/MPR/DPD Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Praktis, kendaraan tak bisa melewati jalur tersebut, khususnya arah Slipi. Macet parah tak terhindarkan.
Demonstrasi tersebut digalang Forum Umat Islam. Mereka membawa tuntutan kepada pemerintah dan DPR. Yakni, meminta pemerintah memberhentikan Basuki Tjahaja Purnama dari jabatan gubernur Jakarta, memenjarakan Ahok yang telah jadi terdakwa penista agama, stop proses hukum terhadap pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI Bachtiar Nasir, juga Rizieq sendiri serta Munarman. Kemudian tuntutan penghentian penangkapan terhadap mahasiswa, dan jangan biarkan PKI bangkit.
Hanya saja, demo itu sepi dihadiri tokoh agama. Hanya Rizieq Shihab yang datang. Massa ormas yang sebelumnya ikut di Aksi 212 Jilid II absen, salah satunya kelompok Muhammadyah. Mereka tidak ikut demo lantaran lebih memilih datang ke sidang penistaan agama Ahok di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan.
Pendemo sempat diterima oleh Komisi III DPR yang membidangi hukum. DPR janji membawa aspirasi pendemo ke Kapolri Tito Karnavian. Ribuan massa membubarkan diri sekitar pukul 13.30 WIB setelah disuruh Rizieq untuk bubar. Demo hanya berlangsung sekitar 4 jam.