Suara.com - Pada 18 febuari 2017 beredar selebaran di media sosial dari Pengurus Majid Al-Waqfiyah. Isi selebaran itu secara tak tertulis ditujukan untuk menyerang calonn gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Selebaran itu mengumumkan, pengurus, ustad, ulama dan jemaah masjid itu tidak ingin membantu umat Islam yang memilih pemimpin dari kelompok non muslim. Mereka menyebut pemimpin dari kaum kafir.
Pihak masjid tidak menerima permintaan doal syukuran atau pun mengurus kematian warga sekitar masjid yang memilih kaum kafir sebagai pemimpin. Selain itu mengurus jenazah yang memilih kaum kafir. Selain itu pihak masjid akan memberikan zakat dan daging kurban kepada warga yang memilih kaum kafir.
"(Tidak mau melayani) undangan untuk kkegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan agama Islam dari warga yang nyata-nyata pilih kaum kafir," begitu tulisan dalam selebaran itu.
Baca Juga: Reaksi Menteri Agama Soal Isu Ancaman Tak Salatkan Pro Ahok
Pihak masjid akan memberikan pengampunan jika warga itu menyatakan taubat dengan disaksikan paling sedikit 5 orang pengurus masjid. Dalam surat tertulis Muhammad Shodiq sebagai ketua pengurus masjid.
Selebaran di media sosial itu menjadi viral di tengah suasana Pemilihan Kepala Daerah Serentak di Indonesia, terutama di Jakarta. Ada dua calon gubernur dan wakil gubernur yang lolos, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Djarot Saiful Hidayat.
Selama Pilkada Jakarta, Ahok memang diserang isu SARA. Sampai dia menjadi terdakwa kasus penodaan agama karena mengutip surat Al-Maidah tentang kepemimpinan dalam agama Islam.
Sehari setelah surat itu viral, ada lagi video yang mendukung isi surat itu. Video itu diunggah di Twitter. Isi video itu menggambarkan sebuah kubah masjid dan suara lelaki yang tengah berkhutbah. Isi khotbahnya sama dengan isi selebaran itu. Video itu berdurasi 1 menit 31 detik.
Suara.com langsung datang ke Masjid Al Waqfiyah di Jalan Salemba I, RT 7, RW 8, Paseban, Jakarta Pusat. Kubah masjid yang ada di video yang sempat beredar itu berbeda. Masjid Al Waqfiah yang asli hanya memiliki kubah kecil di pintu masuk masjid. Masjid pun ada di sebuah gang.
Baca Juga: Isu Ustadz Tolak Salatkan Jenazah Pro Ahok, Walkot sampai Datang
Pengurus masjid di sana membantah menyerukan kepada umat agar memilih pemimpin muslim dan melarang memilih pemimpin non muslim di pilkada Jakarta.
"Kami dari pihak masjid sama sekali tidak pernah mengeluarkan pengumuman itu. Kami pastikan itu tidak benar, hoax," kata marbot Januri ketika ditemui Suara.com di Masjid Al Waqfiyah, Senin (20/2/2017) siang.
Semula Januri kaget mengetahui pengumuman yang mengatasnamakan Masjid Al Waqfiyah yang viral di media sosial. Dia mengatakan nama ketua pengurus masjid yang ditulis di poster pengumuman yang viral di media sosial, salah.
"Ketua pengurus masjid ini adalah Muhamad Shodikin, tapi pengumuman di medsos itu nama Muhammad Shodiq dan tidak ada stempelnya. Itu jelas palsu," kata Januri.
Januri mengatakan hari Minggu kemarin, sejumlah warga juga datang ke masjid untuk menanyakan perihal pengumuman tersebut.
"Kemarin tiba-tiba banyak warga datang ke sini, mereka bertanya soal pengumuman itu. Kami sampaikan itu hoax," katanya.
"Warga di sini baik-baik saja, nggak pernah ada masalah antara muslim dan non muslim," Januri menambahkan.
Menteri Agama Lukman Saifuddin ikut mengurusi hoax itu. Lukman sudah mendapatkan laporan dari kepala kantor wilayah Kementerian Keagamaan DKI Jakarta. Laporan yang diterima Lukman menyebutkan pengumuman yang telah viral di media sosial tersebut palsu.
"Konfirmasi Ka. Kanwil Kemenag DKI nyatakan bantahan langsung dari Muh. Shodikin, Ketua Pengurus Masjid Al-Waqfiyah terkait isu yg HOAX," tulis Lukman di akun Twitter @lukmansaifuddin.