Reaksi Menteri Agama Soal Isu Ancaman Tak Salatkan Pro Ahok

Siswanto Suara.Com
Senin, 20 Februari 2017 | 15:29 WIB
Reaksi Menteri Agama Soal Isu Ancaman Tak Salatkan Pro Ahok
Masjid Al Waqfiyah, Salemba I, RT 7, RW 8, Paseban, Jakarta Pusat [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Agama Lukman Saifuddin ‏sudah mengetahui kasus pengumuman yang seakan-akan disebarkan pengelola Masjid Al Waqfiyah, Salemba I, RT 7, RW 8, Paseban, Jakarta Pusat. Pengumuman tersebut intinya pengelola masjid mengancam tidak akan melayani semua permintaan warganya yang memilih gubernur non muslim.

Lukman sudah mendapatkan laporan dari kepala kantor wilayah Kementerian Keagamaan DKI Jakarta. Laporan yang diterima Lukman menyebutkan pengumuman yang telah viral di media sosial tersebut palsu.

"Konfirmasi Ka. Kanwil Kemenag DKI nyatakan bantahan langsung dari Muh. Shodikin, Ketua Pengurus Masjid Al-Waqfiyah terkait isu yg HOAX," tulis Lukman di akun Twitter @lukmansaifuddin.

Pengumuman yang viral di media sosial, antara lain menyebutkan pengurus masjid, ustadz, ulama, dan jamaah, tidak akan pernah mau melayani permintaan doa syukuran, kematian, pengurusan jenazah, pemandian jenazah, salat jenazah, bagi warga yang mendukung pemimpin non muslim.

Poster pengumuman tersebut beredar luas sejak akhir pekan lalu atau setelah pilkada Jakarta putaran pertama.

Pengelola Masjid Al Waqfiyah, hari ini, membantah telah membuat pengumuman semacam itu.

‎"Kami dari pihak masjid sama sekali tidak pernah mengeluarkan pengumuman itu. Kami pastikan itu tidak benar, hoax‎," kata marbot Januri ketika ditemui Suara.com di Masjid Al Waqfiyah.

Semula Januri kaget mengetahui pengumuman yang mengatasnamakan Masjid Al Waqfiyah yang viral di media sosial.

Dia mengatakan nama ketua pengurus masjid yang ditulis di poster pengumuman yang viral di media sosial, salah.

‎"Ketua pengurus masjid ini adalah Muhamad Shodikin, tapi pengumuman di medsos itu nama Muhammad Shodiq dan tidak ada stempelnya. Itu jelas palsu," kata Januri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI