Suara.com - Andy Sandness selamat dari aksi bunuh dirinya. Namun, petaka lain datang. Wajah lelaki 31 tahun itu hancur.
Kisah Sandness bermula pada tahun 2006, 2 hari sebelum Natal. Andy depresi dan dalam keadaan mabuk.
Ia kemudian mengambil pistol dan memutuskan untuk bunuh diri dengan menembakkan senjata api tepat dari bawah dagunya. Bukan kematian yang ia dapat, wajah Andy malah hancur tak karuan.
Polisi pun datang menolong Sadness. "Tolong jangan biarkan saya mati, saya tidak mau mati," kata Andy.
Andy kemudian dilarikan ke dua RS hingga akhirnya mendapatkan perawatan di Mayo Clinic. Saat sadar, Andy melihat wajah ibunya yang tengah tertunduk lemah tak berdaya. Karena kesulitan berbicara, Andy akhirnya menulis dalam secarik kertas dan meminta maaf.
"Saya mencintaimu, tidak apa-apa," ucap sang bunda lirih.
Saat itu juga, Andy berada pada titik tak tahu apa yang akan terjadi dalam hidupnya kelak.
Namun berkat seorang calon ayah yang masih berusia 21 tahun, Calen Ross yang meninggal karena bunuh diri, Andy mendapat donor wajah dan dapat memperbaiki struktur luar wajahnya. Melalui prosedur operasi
Setelah menjalani delapan rangkaian operasi selama 4 bulan lebih, Andy kembali ke kampung halamannya di Newcastle.
Tapi hidup Andy berubah, saat ia berada di keramaian, ia memilih untuk memalingkan wajah. Andy tak ingin bertatap muka dengan anak-anak karena akan menakuti mereka.