Suara.com - Sedikitnya 350.000 anak-anak dikabarkan terjebak di sebelah selatan kota Mosul, yang saat ini telah dikepung dan dibombardir militer Irak. Terkait hal ini, muncul gerakan menyelamatkan jiwa anak-anak yang terjebak.
Pasukan Irak, bersama tentara AS dan Inggris, harus berusaha melindungi anak-anak dan keluarganya. Mereka mestinya juga tak menyerang fasilitas sipil seperti sekolah dan rumah sakit," kata aktivis peduli Irak di London, Maurizio Crivallero.
Dikatakan Maurizio, anak-anak tak mungkin bisa keluar dari Mosul karena khawatir dieksekusi anggota ISIS dan penembak jitunya. Mereka, lanjut dia, juga tak punya pilihan lain karena butuh makanan, air, dan obat-obatan.
"Pilihan yang berat bagi anak-anak di Mosul Selatan. Jika tetap bertahan mereka diancam bom, peluru, dan kelaparan. Jika kabur, mereka diancam akan dieksekusi dan ditembak mati," lanjutnya.
"Jalur pelarian bagi penduduk sipil harus diberikan secepatnya," sambungnya.
Serangan tentara Irak dan sekutunya ke wilayah Mosul, Minggu (19/2/2017) diklaim merupakan yang paling hebat sejak operasi pengepungan sejak empat bulan lalu di Mosul. (AFP)