Meski Kalah, Tim Pemenangan Anies-Sandi Diklaim Paling Kuat

Sabtu, 18 Februari 2017 | 14:11 WIB
Meski Kalah, Tim Pemenangan Anies-Sandi Diklaim Paling Kuat
Politisi PKS Mardani Ali Sera. [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim pemenangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uo (Anies-Sandi) diklaim yang terkuat dibanding tim sukses dua pasang calon pemilihan kepala daerah (pilkada) lainnya.

Klaim tesebut dilontarkan Ketua tim pemenangan Anies-Sandiri sendiri, Mardani Ali Sera, dalam diskusi “Sinema Politik Pilkada DKI” di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/2/2017).

“Walaupun persentase perolehan suara dalam hitung cepat menunjukkan Anies-Sandi kalah dari pasangan nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), tapi dari anatomi partai pendukung, timses kami lebih sukses,” klaim Mardani, yang pernah menjadi bakal calon Gubernur DKI usulan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Baca Juga: Ditangkap! Warga Korut Pertama Tersangka Pembunuh Kim Jong Nam

Ia menjelaskan, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (paslon nomor urut satu) didukung partai politik (parpol) yang memunyai 26 persen suara di DPRD DKI. Sementara Ahok-Djarot didukung parpol yang menguasai 49 suara di DPRD. Sedangkan Anies-Sandi didukung parpol yang hanya memiliki 25 persen suara di DPRD.

Namun, kata dia, kekuatan parpol pendukung yang banyak itu bukan jaminan paslon yang didukung juga bakal mendapat perolehan suara dalam pilkada.

“Ahok-Djarot yang mendapat dukungan dari parpol pemegang suara terkuat di DPRD hanya meraih 43 persen suara dalam pilkada. Agus-Sylvi hanya mendulang 17 persen suara. Sedangkan kami, walau cuma didukung parpol berkekuatan terkecil di DPRD bisa dapat 40 persen suara di pilkada,” terangnya.

Mardani lantas mengungkapkan rahasia kesuksesan meraup banyak persentase suara dalam pilkada tanpa dukungan parpol yang kuat di DPRD setempat. Rahasia itu adalah tim pemenangan lebih memunculkan sosok Anies-Sandi ketimbang menghadirkan tokoh-tokoh ternama parpol saat berkampanye.

"Saya sejak awal sudah meminta izin kepada Pak Prabowo (Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra) dan dan Pak Sohibul Imam (Presiden PKS), bahwa strategi tim pemenangan bukanlah partai politik," kata Mardani.

Baca Juga: Ini Dua Modus Baru Kecurangan Pilkada Versi PDIP

Karenanya, “mesin politik” Anies-Sandi justru relawan dan simpul-simpul warga yang nonpartisan. Parpol akhirnya hanya bertugas sebagai pendukung kerja-kerja relawan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI