Suara.com - Sejumlah mantan driver Gojek melaporkan pihak manajemen PT Gojek Indonesia ke Polda Metro Jaya, Jumat (17/2/2017). Laporan tersebut dibuat karena mereka menduga ada penggelapan dana yang dilakukan pihak manejemen di dalam deposito.
"(Yang kita laporkan) pihak manajemen. Karena yang terkait langsung pihak manajemen IT, manajemen keuangan," kata pengacara publik LBH Jakarta, Oky Wiratama usai membuat laporan di Polda Metro Jaya.
Menurutnya, kerugian terkait adanya penggelapan dana yang diduga dilakukan manajemen Gojek juga bervariasi.
"Ada sejumlah deposit di akun mereka. Besarannya variasi, ada yang Rp4 juta, ada yang Rp2 juta. Jadi uang mereka yang merupakan hak itu, tidak bisa diambil. Kita menduga ada penggelapan," kata dia.
Baca Juga: Gojek dan PT RUMA Bekerja Sama Beri Akses Wirausaha
Rosikin, mantan driver Gojek menceritakan jika uang deposito sebesar Rp4.158,633 yang terkumpul dari usahanya membawa penumpang selama hampir sebulan tidak bisa ditarik secara tunai.
Terkait permalasahan di deposito tersebut, dirinya lalu menyambangi kantor PT Gojek Indonesia untuk meminta penjelasan dari pihak manajemen. Namun, hasilnya nihil. Saat itu, kata dia juga banyak rekan-rekannya yang mengalami hal serupa.
"Dijelasinnya selalu sistem. Cuma jawab ini sistem. Tanpa penjelasan. Pokoknya kita datang ngambil nomor antrian ngumpul di lantai 1. Ada 70 orang di sana," kara Rosikin.
Usahanya untuk mengambil uang dalam deposito tersebut malah berujung kepada pemutusan mitra sebagai driver Gojek. Warga Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu juga menyampaikan ada belasan driver yang putus kemitraan secara sepihak oleh PT Gojek Indonesia.
"Ada 16 orang lah. Yang disuspend sepihak," kata dia.
Baca Juga: Gojek Kini Beri Layanan Online Sosialisasi Pilkada DKI 2017
Rosikin juga menyampaikan jika banyak dari rekan-rekannya yang tidak bisa menarik uang deposito, tapi hanya pasrah dari penjelasan yang disampaikan pihak manajemen Gojek.