Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tjahjo Kumolo, mengakui salah memberikan informasi terkait penghitungan surat suara dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Pati.
Tjahjo, Kamis (16/2/2016), mengungkapkan terdapat fenomena unik dalam pilkada tersebut, yakni kemenangan kotak suara tanpa nama pasangan kandidat atau “kotak kosong”.
“Kotak kosong” disediakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk daerah yang hanya memunyai satu pasangan calon kepala daerah. Jika pemilih lebih banyak memberikan suara untuk “kotak kosong”, maka pilkada harus diulang.
“Tapi, setelah kami klarifikasi, ternyata pasangan calon tunggal Haryanto-Saiful Arifin (Harfin) yang sementara unggul. Menurut rakapitulasi sementara KPU setempat, pasangan itu unggul 70 persen suara,” ungkap Tjahjo kepada Suara.com melalui pesan elektronik, Jumat (17/2/2017).
Baca Juga: Ahok Akhirnya Akui Jakarta Belum Seratus Persen Bebas Banjir
Tjahjo, seusai melaporkan penyelenggaraan pilkada serentak di 101 daerah kepada Presiden Jokowi, Kamis siang, mengungkapkan, kandidat tunggal Harafin dikalahkan “kotak suara”.
Uniknya lagi, sambung mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, kekalahan kandidat Harfin tersebut terjadi di Pati yang notabene kabupaten padat penduduk.
Kabupaten Pati, terus Tjahjo, memunyai 1,5 juta penduduk. Sementara kandidat Harfin didukung banyak partai politik. “Meski banyak parpol pendukung, ‘kotak kosong’ tetap menang,” tukasnya.
Tercatat, pasangan ini diusung delapan partai politik, yaitu PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, PKB, PKS, Partai Hanura dan PPP.
Baca Juga: Saran Unik nan Lucu Agar Ahok Menang Putaran Kedua Pilkada