Suara.com - Dua pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sorong, Papua Barat, nyaris diamuk massa salah satu pasangan kandidat bupati setempat pada hari pencoblosan. Keduanya berhasil diamankan aparat kepolisian.
Kapolres Kabupaten Sorong AKBP Rudy Prasetya di Kota Sorong, membenarkan pengamanan kedua pegawai tersebut guna menghindari amukan massa. Dia mengatakan, kedua pegawai itu nyaris diamuk massa karena membuka kantor Disdukcapil saat hari pencoblosan, sedangkan instansi lainnya libur secara nasional.
Sesuai hasil interogasi, katanya, kedua pegawai tersebut mengakui membuka kantor Disdukcapil sesuai perintah kepala dinas guna melaksanakan surat edaran Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil yang berisi bahwa kantor Disdukcapil tetap buka saat pemilihan, guna memberikan bantuan pelayanan kepada masyarakat yang hendak menanyakan Nomor Induk Kependudukan.
"Namun beredar kabar bahwa kedua pegawai tersebut membuatkan KTP atau surat keterangan domisili untuk kepentingan politik sehingga nyaris dihakimi massa," ujarnya, Kamis (16/2/2017).
Baca Juga: Kenapa Jangan Bawa Ponsel ke Kamar Mandi, Ini Alasannya
Menurutnya, masalah itu langsung ditangani dengan cepat oleh aparat kepolisian sehingga tidak mengakibatkan konflik meluas yang dapat menimbulkan masalah baru.
"Setelah dimintai keterangan oleh aparat kepolisian, kedua pegawai Disdukcapil tersebut langsung dipulangkan dan situasi Kabupaten Sorong masih aman terkendali," katanya. [Antara]